TikTok Merajai Unduhan, Tetapi Apakah Transformasi E-Commerce Merusak Pengalaman Pengguna?

TikTok Merajai Unduhan, Tetapi Apakah Transformasi E-Commerce Merusak Pengalaman Pengguna?

JAKARTA (marwahkepri.com) – Sepanjang 2023, TikTok tetap kokoh sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh, tetapi keberhasilannya tidak sejalan dengan penggunaan aktif. Pada tahun sebelumnya, Facebook berhasil memimpin sebagai aplikasi dengan pengguna aktif bulanan (MAU) tertinggi, diikuti oleh WhatsApp dan layanan Meta lainnya.

Dalam urutan ketiga dan keempat, muncul Instagram dan Messenger, memperlihatkan dominasi Meta sebagai raja media sosial. TikTok menempati urutan kelima dalam hal MAU, menunjukkan bahwa Meta masih mendominasi pangsa pasar media sosial.

Perlambatan pertumbuhan MAU TikTok dikaitkan dengan strategi perusahaan dalam menggenjot e-commerce melalui fitur TikTok Shop. Meskipun pertumbuhan TikTok masih positif, ada tanda-tanda perlambatan. Menurut laporan Sensor Tower, pertumbuhan MAU TikTok turun 3% pada tahun 2023 setelah diluncurkannya TikTok Shop.

TikTok Shop, yang diuji coba pada November 2022 dan diluncurkan secara luas pada September 2023, mengubah platform ini menjadi tempat promosi barang. Hal ini mengurangi esensi TikTok sebagai wadah ekspresi dan eksplorasi konten.

Pada pertengahan 2023, TikTok juga menghadapi protes pengguna terkait peningkatan konten berjualan di platform. Pengguna menyuarakan ketidakpuasan terhadap perubahan arah TikTok menjadi lebih mirip iklan berjalan.

Meski demikian, pertumbuhan signifikan terlihat di TikTok Shop Seller, dengan aplikasi ini mencatat peningkatan pengguna sebanyak 230% pada Q4 2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022. Meskipun pengguna aktif TikTok mencapai 1,4 miliar, pengguna aktif TikTok Shop Seller juga tumbuh menjadi 6 juta orang.