IFRAME SYNC

Sindiran Pedas Bahlil untuk Tom Lembong: Investasi Gagal, Target Meleset

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (f: net)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak ragu untuk membandingkan kinerjanya dengan pejabat pendahulunya yang lulus dari Harvard University. Meski tanpa menyebutkan nama secara eksplisit, diketahui bahwa Kepala BKPM sebelum Bahlil adalah Thomas Trikasih Lembong.

Bahlil menjelaskan bahwa Kepala BKPM periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah Franky Sibarani. Namun, terjadi reshuffle yang menggantikan posisi Franky dengan Tom Lembong.

“Pada tahun 2015, masa pemerintahan Pak Franky, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ditetapkan sebesar Rp 519 triliun, dan berhasil mencapai Rp 545 triliun. Kemudian terjadi reshuffle pada tahun 2016, di mana target RPJMN sebesar Rp 594 triliun terealisasi menjadi Rp 612 triliun,” ungkapnya dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023 di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Namun, Bahlil menyoroti bahwa Tom Lembong tidak berhasil mencapai target investasi sebesar Rp 765 triliun pada 2018, hanya berhasil merealisasikan investasi sebesar Rp 721,30 triliun.

“Pada tahun 2017, targetnya Rp 678 triliun, dan realisasinya Rp 692 triliun. Tetapi pada 2018, target RPJMN kita Rp 765 triliun, realisasi investasinya hanya mencapai Rp 721,30 triliun. Jadi, dalam fase itu terdapat target yang tidak tercapai,” jelasnya.

Bahlil sendiri mulai menjabat pada tahun 2019 dan berhasil mencapai realisasi investasi sebesar Rp 826 triliun dari target Rp 817 triliun. Ia menekankan bahwa dirinya berhasil mencapai target bahkan di tengah pandemi Covid-19.

“Di tahun 2023, target kami ditingkatkan menjadi Rp 1.400 triliun, dengan RPJMN Rp 1.099 triliun. Alhamdulillah, target tersebut tercapai sebesar Rp 1.418,90 triliun,” tambahnya.

Bahlil juga menyinggung warisan investasi mangkrak senilai Rp 708 triliun yang ditinggalkan oleh pemimpin sebelumnya. Namun, dalam waktu 3 tahun, Bahlil berhasil mengeksekusi investasi tersebut sebesar Rp 558 triliun atau 78,9%.

“Saya masuk BKPM pada Oktober 2019, diwariskan investasi mangkrak senilai Rp 708 triliun. Dalam waktu tidak lebih dari 3 tahun, investasi mangkrak berhasil dieksekusi sebesar Rp 558 triliun atau 78,9%,” paparnya.

Sementara sisanya gagal dieksekusi karena pandemi Covid-19, dan beberapa perusahaan memilih untuk mundur. Lotte Chemical di Cilegon, contohnya, awalnya mengalami stagnasi, tetapi kini sudah mencapai 80%.

“Begitu seperti Lotte Chemical di Cilegon, investasi yang sempat mangkrak selama 4-5 tahun, namun sekarang sudah mencapai 80%. Pemimpin sebelumnya tidak mampu menyelesaikan masalah ini. Ilmu lapangan memang tidak bisa diajarkan di Harvard, apalagi menyelesaikan masalah di lapangan,” ungkapnya.

“Bahasa sederhananya, seperti hantu yang dapat menyelesaikan masalah hantu – hanya mereka yang pernah menjadi bagian dari itu atau berinteraksi dengan itu,” tandasnya. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani

IFRAME SYNC
-
mgid.com, 846953, DIRECT, d4c29acad76ce94f