Tidur Setelah Makan: Kenapa Perlu Berhati-hati?
Marwahkepri.com – Tubuh kita memerlukan waktu beberapa jam untuk mencerna makanan setelah mengonsumsinya. Menurut Very Well Health, makanan yang masuk dari mulut dalam beberapa jam akan diarahkan ke lambung dan usus untuk dicerna.
Proses pencernaan ini berjalan lebih lancar ketika tubuh berada dalam posisi tegak. Namun, bagaimana jika kita memilih untuk tiduran setelah makan? Artikel ini akan membahas dampak tidur setelah makan dan mengapa kita perlu berhati-hati.
Apakah Tidur Setelah Makan Buruk untuk Kesehatan?
Tidur setelah makan dapat memiliki beberapa konsekuensi buruk bagi kesehatan. Makan sebelum tidur dapat menyebabkan sulitnya tertidur dan meningkatkan risiko mengalami nyeri ulu hati di malam hari.
Selain itu, makan saat lelah dapat mengundang kebiasaan makan berlebihan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut. Menurut penelitian dari Very Well Health dan Live Strong, ada risiko kesehatan yang terkait dengan kebiasaan makan sebelum tidur.
Dampak Negatif Tidur Setelah Makan
Metabolisme Lebih Lambat: Penelitian menunjukkan bahwa makan larut malam cenderung kurang mengenyangkan dan dapat menyebabkan asupan kalori yang lebih besar dibandingkan dengan makan di pagi atau siang hari.
Makan sebelum tidur secara terus-menerus dapat menyebabkan sindrom metabolik, meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Refluks Asam: Proses pencernaan terbaik dilakukan dalam posisi tubuh tegak. Berbaring setelah makan dapat memudahkan isi perut naik kembali ke kerongkongan, yang dapat menyebabkan refluks asam. Gejala umumnya termasuk nyeri ulu hati, bersendawa, dan rasa pahit di mulut.
Tidur Tidak Nyenyak: Konsumsi makanan berlemak, terutama sebelum tidur, dapat menyulitkan tidur. Kemungkinan terbangun di tengah malam karena nyeri ulu hati atau kebutuhan buang air besar dapat meningkat.
Penambahan Berat Badan: Kebiasaan tidur setelah makan dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan. Studi menunjukkan bahwa orang yang makan di malam hari memiliki risiko kegemukan yang lebih tinggi karena asupan kalori harian yang lebih tinggi.