Viral! Petani Uganda Berhenti Punya Anak setelah Memiliki 102 Anak dari 12 Istri dalam Hubungan Poliamori

https___asset.kgnewsroom.com_photo_pre_2023_02_03_b5a07b60-c9fd-466b-ba2d-6869544ab5cd_jpg

Petani Uganda Berhenti Menambah 'Rekor Anak' setelah Memiliki 102 Keturunan dari 12 Istri. (f: net)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Kisah unik seorang petani Uganda, Musa Hasahya (67), sedang menjadi viral di media sosial. Hasahya telah menjalani hubungan poliamori dengan 12 istri dan berhasil memiliki 102 anak serta 568 cucu. Namun, baru-baru ini, dia memutuskan untuk menghentikan keputusan untuk memiliki anak lagi, dengan alasan biaya hidup yang terus meningkat.

Hasahya, yang tinggal di Lusaka, Uganda, mengakui kesulitan dalam memberi makan keluarganya seiring bertambahnya jumlah anggota keluarga. Dengan keuangan yang semakin terbatas, dia mengambil langkah tegas dengan meminta istri-istrinya untuk mengonsumsi pil KB.

“Pendapatan saya semakin sedikit seiring bertambahnya usia karena biaya hidup yang terus naik, dan keluarga saya semakin besar,” ucap Hasahya.

Salah satu aspek menarik dari kehidupan keluarga ini adalah fakta bahwa istri-istri Hasahya tinggal bersama dalam satu rumah. Hal ini dilakukan untuk memonitor dan mencegah kemungkinan istri-istri tersebut ‘kabur dengan laki-laki lain di kampung’. Sebagian besar dari anak-anak Hasahya, yang berusia antara 6 hingga 51 tahun, juga tinggal bersamanya di area pertanian tersebut.

Istri termuda Hasahya, Zulaika, berusia 21 tahun lebih muda dari anak tertua Hasahya dan telah memiliki 11 orang anak dari hubungan mereka. Meskipun di Uganda poligami adalah hal yang legal, kontrasepsi masih menjadi isu kontroversial yang sering dikaitkan dengan pergaulan bebas.

Cerita keluarga Hasahya mendapatkan banyak perhatian dan respon dari warganet. Namun, di tengah viralitas cerita ini, Hasahya menghadapi kritik dan kecaman dari beberapa pihak. Kabar terbaru mengenai kehidupan Hasahya menyebutkan bahwa dia tidak bisa lagi bekerja karena sakit, dan dua dari istrinya telah pergi karena tekanan keuangan.

Kisah ini mencerminkan kompleksitas kehidupan di tengah realitas sosial dan ekonomi yang berbeda-beda di berbagai bagian dunia. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani