Sembilan BTS Tak Berfungsi, Natuna Menanti Merdeka Sinyal

Tower BTS

Salah satu tower BTS yang ada di Natuna.(foto:Nang)

NATUNA (marwahkepri.com) – Meski secara infrastruktur sudah memadai, namun masalah sinyal telekomunikasi di kabupaten Natuna masih menjadi kendala, terutama di beberapa wilayah di luar pulau Bunguran.

Diketahui, sembilan daerah di Natuna sampai saat ini masih mengalami “krisis” listrik, diantaranya, Sedanau, Pulau Tiga, Pulau Tiga Barat, Pulau Seluan, Pulau Midai, Pulau Laut, Pulau Serasan, Pulau Subi dan Pulau Panjang.

Hal ini sangat disayangkan, karena di Natuna  telah berdiri tegak sebanyak 144 unit tower Base Transceiver Station (BTS) dengan rincian sebanyak 42 unit dibangun BAKTI Kominfo dan 102 unit dibangun pihak swasta.

Tower BTS Telkomsel sebanyak 74 unit, Indosat/Tri sebabanyak 12 unit, XL Axiata 35 unit, Smartfren 20 unit dan Repeater Telkom 3 unit. Artinya, hanya 135 unit yang kondisinya baik.

Usut punya usut, ternyata selama ini ada 9 tower BTS sudah lama tidak berfungsi karena mengalami kerusakan, namun baru terungkap ke publik saat kunjungan Kemenko Polhukam beberapa waktu lalu.

Adapun kondisi tower yang mengalami kerusakan tersebut terdapat di daerah, Midai, Bunguran Barat, Serasan, Bunguran Utara, Subi, Pulau Laut, Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, dan Pulau Tiga Barat.

Sebelumnya, Asisten Deputi (Asdep) Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika Kemenko Polhukam, Marsma Budi Eko menyampaikan, dibutuhkan komitmen dari setiap provider yang ada di Natuna.

Jangan hanya membangun secara infrastruktur, namun operator juga bertanggung jawab melayani masyarakat dengan menyiapkan sinyal telekomunikasi yang bagus.

“Setelah kami cermati dan mendapat masukan dari berbagai pihak, masalah utamanya adalah kapasitas atau bandwithnya. Kalau infrastruktur saya rasa sudah memadai,” ungkapanya dikonfirmasi awak saat meninjau Network Operation Center (NOC) di Bandarsyah, Kamis (02/11/2023).

Persoalan ini sebenarnya sudah lama menjadi buah bibir, bahkan kerap disampaikan kepada pejabat pusat ketika mengunjungi Natuna, namun entah kenapa belum ada solusi yang diberikan.

Lantas, sampai kapan kabupaten Natuna mengalami “krisis” sinyal ? Padahal, wilayah ini merupakan daerah strategis nasional yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat.MK-nang

Redaktur : Munawir Sani