Apakah Uang Benar-Benar Bisa Membeli Kebahagiaan?
Marwahkepri.com – Pertanyaan mengenai apakah uang bisa membeli kebahagiaan telah lama menjadi topik perdebatan yang kompleks. Beberapa meyakini bahwa kekayaan material bisa membawa kebahagiaan, sementara yang lain berpendapat bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat diukur oleh uang. Mari kita jelaskan lebih lanjut.
Dilansir dari Psychology Today, uang sering kali dikaitkan dengan status sosial seseorang dalam masyarakat. Kenaikan pendapatan sering kali dianggap sebagai peningkatan status, yang pada gilirannya dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Namun, apakah uang benar-benar bisa membeli kebahagiaan? Penelitian yang dilakukan oleh Matz dan timnya pada tahun 2016 menunjukkan bahwa jawabannya tergantung pada beberapa faktor, termasuk kepribadian seseorang dan bagaimana uang itu digunakan.
Dalam studi pertama, nasabah bank di Inggris mengisi kuesioner yang mengukur kepribadian mereka, tingkat kepuasan hidup, dan mengungkapkan pola pengeluaran mereka.
Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang ekstrovert cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk kegiatan sosial, seperti pergi ke pub.
Sementara itu, orang-orang yang memiliki sifat lebih teliti cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk produk dan kegiatan terkait kesehatan dan kebugaran.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang membeli produk atau layanan yang sesuai dengan kepribadiannya, mereka cenderung merasa lebih puas dengan hidup mereka.
Studi kedua melibatkan peserta yang dinilai berdasarkan tingkat ekstraversi atau introversi mereka dan kemudian diberikan pilihan antara sertifikat hadiah untuk toko buku atau malam di sebuah bar.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang ekstrovert lebih bahagia ketika mereka diberi sertifikat hadiah untuk malam di bar, sedangkan orang introvert lebih bahagia dengan sertifikat toko buku.
Namun, seberapa banyak uang yang dibutuhkan untuk membawa kebahagiaan? Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara pendapatan dan kebahagiaan, tetapi hanya sampai batas tertentu.
Ketika pendapatan seseorang mencapai sekitar 100.000 USD per tahun, tingkat kebahagiaan cenderung mencapai puncaknya. Namun, perlu diingat bahwa ada titik di mana peningkatan pendapatan tidak lagi signifikan dalam meningkatkan tingkat kebahagiaan. Semua ini menunjukkan bahwa memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan dasar adalah kunci untuk merasakan kebahagiaan, tetapi menjadi sangat kaya tidak selalu menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat kebahagiaan.
Jadi, hubungan antara uang dan kebahagiaan memang rumit, dan banyak faktor yang perlu dipertimbangkan.
Selain itu, cara seseorang mendefinisikan kebahagiaan juga memainkan peran penting. Jika kita melihat kebahagiaan sebagai tingkat kepuasan hidup secara keseluruhan, maka ada korelasi yang kuat antara pendapatan dan kebahagiaan.(mk/tempo)