Kontroversi Karim Benzema: Dukungan pada Palestina dan Wacana Cabut Ballon d’Or
JAKARTA (marwahkepri.com) – Karim Benzema, pesepakbola Prancis ternama, kini menjadi sorotan setelah ia mengungkapkan dukungannya pada Palestina dalam tengah konflik berkepanjangan di Jalur Gaza. Pernyataannya bahkan memicu sejumlah tuntutan agar gelar Ballon d’Or miliknya dicabut, menimbulkan debat dan kontroversi di Prancis.
Konflik antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza kembali memanas, dengan dampak kehancuran yang meluas dan korban jiwa yang sayangnya tidak hanya melibatkan militer, tetapi juga warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Benzema, sosok terkemuka di dunia sepakbola Prancis, secara terbuka meratapi tindakan militer Israel yang, menurutnya, tidak membedakan sasaran.
Dalam akun media sosialnya, ia membagikan pernyataan: “Pikiran dan doa kami untuk warga sipil di Gaza yang sekali lagi menjadi korban serangan udara yang sembrono, tanpa menghiraukan perempuan atau anak-anak.”
Namun, dukungan Benzema pada Palestina tidak diterima dengan baik oleh sebagian pejabat Prancis. Prancis telah lama menunjukkan dukungannya kepada Israel dalam konflik tersebut.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmain, secara terbuka menuduh bahwa Benzema memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood), klaim ini berakar dari keturunannya yang berakar di Aljazair.
Darmain menegaskan, “Benzema dikenal memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin.”
Senator Valerie Boyer dari Bouches-du-Rhone mendukung tudingan Darmain dan bahkan lebih jauh, mendesak agar kewarganegaraan Prancis dan gelar Ballon d’Or Karim Benzema dicabut. Benzema meraih Ballon d’Or pada tahun 2022. Penghargaan ini disajikan oleh publikasi Prancis, France Football, untuk menghormati pemain sepakbola terbaik di dunia.
Boyer menyatakan, “Sanksi awal yang bersifat simbolis harus mencakup pencabutan gelar Ballon d’Or yang diterimanya. Terakhir, kita harus menuntut pencabutan kewarganegaraannya. Kita tidak bisa menerima bahwa seorang figur terkenal dengan kewarganegaraan ganda yang diakui secara internasional mencemarkan dan bahkan mengkhianati negara kita dengan cara seperti ini.”
Kontroversi seputar komentar Benzema menggarisbawahi dinamika kompleks konflik internasional yang tampil dalam dunia olahraga dan memunculkan pertanyaan tentang batasan antara kebebasan berbicara dan kesetiaan pada negara. MK-mun
Redaktur : Munawir Sani