Taara, Internet Berbasis Laser 100 Kali Lebih Cepat dari Starlink Siap Guncang Dunia

AQOyapo66TVpGFitw2RPVyh_L_k_dLTMkxZOXEG7BsJlzuDJRhjOwx7B1KpLMAKI_d8k7LByUc6ngwbPQd03ygeiO6cn5lHZy-UnNNoaS4u7FcXokxgZwB1kDtQ4mVWsmhuhrHDCDtN2IgbUqbShSwstsBFv

Ilustrasi internet kecepatan tinggi. (f: metaai)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Di tengah meningkatnya kebutuhan akan koneksi internet ultra-cepat, startup Taara asal California menghadirkan solusi radikal yang berpotensi merevolusi cara dunia terhubung. Berbeda dari pendekatan satelit seperti Starlink milik Elon Musk, teknologi Taara memanfaatkan sinar laser tak kasat mata untuk mentransmisikan data berkecepatan tinggi antar terminal darat.

Sistem bernama Lightbridges ini mampu menghadirkan kecepatan hingga 20 Gbps untuk jarak hingga 20 kilometer, jauh melampaui kapasitas rata-rata jaringan satelit dan kabel serat optik.

Taara, yang berakar dari laboratorium inovasi milik Alphabet (induk Google), telah digunakan di 12 negara, termasuk untuk menghubungkan dua ibu kota besar di Afrika—Kinshasa dan Brazzaville—melalui Sungai Kongo. Dengan uptime 99,99% dan volume data hingga 700 terabyte, sistem ini terbukti andal dan efisien.

Yang membuatnya lebih unggul lagi, instalasi dapat dilakukan dalam hitungan jam, tanpa perlu menggali tanah atau meluncurkan satelit. Satu terminal seukuran lampu lalu lintas bisa dipasang di atap bangunan, menara, bahkan pohon tinggi.

Selain kecepatan dan efisiensi, teknologi ini juga ramah lingkungan. Taara tidak memerlukan peluncuran roket, mengurangi konsumsi energi, dan minim menghasilkan limbah elektronik.

Dalam berbagai kondisi ekstrem, seperti di Lembah Rift Kenya yang sering berubah cuaca, Taara tetap stabil berkat teknologi pelacakan otomatis real-time yang menjaga presisi sinar laser tetap akurat.

Tak hanya untuk wilayah terpencil, Taara telah digunakan dalam event besar seperti Coachella untuk menyediakan koneksi seluler berkapasitas tinggi tanpa perlu infrastruktur fisik besar. Potensinya meliputi sektor tanggap darurat, kesehatan, hingga pendidikan di daerah pelosok.

Ke depan, Taara berambisi mengintegrasikan teknologi ini ke dalam perangkat IoT dan kendaraan otonom melalui pengembangan chip fotonik pada 2026, membawa internet berkecepatan tinggi ke level yang lebih kecil, cepat, dan merata.

Dengan visi menjangkau 3 miliar orang yang masih belum tersambung internet berkualitas, Taara bukan sekadar pesaing Starlink—tapi pelengkap strategis yang membentuk tulang punggung konektivitas global masa depan. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani