Bea Cukai Batam Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Terbesar, Dua Pelaku Melarikan Diri

hthyjj

Kepala Kantor Bea Cukai Batam, Rizal memberikan keterangan kepada awak media, Kamis (22/8/2024). (Foto: mun)

BATAM (marwahkepri.com) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Bea Cukai Batam berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 795.000 ekor benih bening lobster (BBL), Rabu malam (21/8/2024) di perairan Pulau Panjang, Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun.

Kepala Kantor Bea Cukai Batam, Rizal, mengungkapkan bahwa aksi penggagalan ini berawal dari informasi yang diterima dari masyarakat. Informasi tersebut ditindaklanjuti oleh Bea Cukai dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Batam, yang kemudian berhasil menghentikan kapal cepat berkecepatan tinggi (HSC) yang membawa benih lobster.

Rizal menambahkan bahwa benih lobster tersebut rencananya akan diselundupkan ke negara tetangga, meskipun tujuan pastinya belum bisa dipastikan karena para pelaku melarikan diri dengan cara menceburkan diri ke laut.

Dalam operasi tersebut, petugas berhasil mengamankan satu kapal cepat berisi 80 kotak yang berisi benih lobster. Nilai total benih lobster ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 90 miliar. Kapal tersebut disita dan rencananya akan digunakan oleh negara.

Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Pung Nugroho Saksono, menyebut bahwa penangkapan ini merupakan yang terbesar sepanjang tahun 2024. Kerja sama antara Bea Cukai Batam dan PSDKP Batam diharapkan terus berlanjut untuk mencegah kejahatan serupa.

“Ini tangkapan terbesar tahun ini, dengan nilai sekitar Rp 90 miliar,” kata Pung, Kamis (22/8/2024).

Ia juga mengungkapkan bahwa benih lobster yang diamankan terdiri dari dua jenis, yaitu jenis pasir sebanyak 787.000 ekor dan jenis mutiara sebanyak 12.300 ekor.

Sebagian besar benih lobster tersebut langsung dilepas liarkan di perairan Barelang, Kota Batam pada Kamis (22/8/2024), sementara 10 kotak diantaranya akan dibawa untuk dilakukan budidaya oleh KKP.

“Jika berhasil, budidaya ini dapat menjadi alternatif sehingga tidak perlu diekspor,” pungkas Pung. MK-mun

Redaktur: Munawir Sani