Kepri Mulai Terapkan Pariwisata Regeneratif, Masyarakat Langsung Ikut Serta

IMG_6330

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Hasan memaparkan penerapan pariwisata regeneratif Kepulauan Riau dalam Ruang Diskusi Strategis Seri 11 yang diselenggarakan Asisten Deputi Manajemen Strategis Kementerian Pariwisata RI, Jumat (18/7/2025). (Foto: kepriprov)

TANJUNGPINANG (marwahkepri.com) – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Hasan memaparkan penerapan pariwisata regeneratif Kepulauan Riau dalam Ruang Diskusi Strategis Seri 11 yang diselenggarakan Asisten Deputi Manajemen Strategis Kementerian Pariwisata RI, Jumat (18/7/2025).

Ruang Diskusi yang membahas masa depan pariwisata regeneratif di Provinsi Kepri ini mengangkat tema “Destinasi Pariwisata Regenerative Tourism, Tantangan, Kesiapan hingga Prediksi Pariwisata Kepri di Masa Depan”, juga diikuti peserta di Kementrian Pariwisata dan seluruh insan pariwisata yang ada di Provinsi Kepri.

Dalam pemaparannya, Hasan mengatakan bahwa sebagai salah satu dari tiga penyumbang terbesar kunjungan wisatawan di Indonesia, Provinsi Kepulauan Riau telah menerapkan konsep regenerative tourism pada peningkatan destinasi pariwisata di Provinsi Kepri.

“Konsep pariwisata regenerative tourism ini merupakan perkembangan pariwisata dengan memperhatikan dan melihat kondisi sosial serta budaya daerah yang ada, sehingga dengan begitu destinasi wisata yang ditampilkan dapat berdampak langsung pada masyarakat yang ada,” ujar Hasan.

Menurutnya, konsep regenerative tourism di Provinsi Kepri telah ditetapkan di Pulau Penyengat sebagai salah satu destinasi wisata andalan di Kota Tanjungpinang.

“Untuk destinasi wisata pulau Penyengat, pemerintah daerah terus mengedepankan dan mengkolaborasikan berbagai unsur baik itu kondisi sosial masyarakat, nilai budaya, historikal serta dari sisi religi yang di tampilkan pada citra pulau Penyengat sebagai salah satu destinasi wisata yang ada di Provinsi Kepri,” jelas Hasan.

Tak hanya itu saja, lanjutnya, pemerintah Provinsi Kepri juga terus menggali potensi-potensi pariwisata lainnya yang dapat dikembangkan khususnya pada potensi maritim Kepri.

“Kepri sebagai salah satu wilayah maritim terbesar memiliki kondisi geografis yang tak hanya 96 persen wilayah lautan, berbatasan dengan beberapa negara tetangga serta menjadikan Kepri sebagai salah satu daerah yang menjadi jalur perdagangan dunia yakni dekat dengan Selat Malaka,” papar Hasan.

Sehingga kedepannya, Pemprov Kepri melalui Dinas Pariwisata akan mencoba menciptakan potensi pariwisata yang dapat memanfaatkan kondisi geografis berupa destinasi wisata yang berbasis maritim.

Hasan meyakini pemanfaatan potensi maritim serta kondisi geografis yang sarat akan budaya Melayu dapat menjadi destinasi pariwisata regenerative tourism yang dapat diterapkan di Kepri.

Namun, Hasan mengakui terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapan destinasi pariwisata regeneratif di Provinsi Kepri.

Tantangan dimaksud berupa tata kelola regulasi dan kebijakan daerah, masih kurangnya infrastruktur dan belum maksimalnya pemanfaatan digitalisasi, keberlanjutan ekonomi lokal, serta kurangnya pengelolaan lingkungan atau CHSE.

Minimnya pendidikan dan pemahaman budaya sebagai kearifan lokal dan belum maksimalnya atraksi wisata yang diharapkan menjadi daya tarik wisatawan juga turut menjadi fokus dalam penerapannya.

“Untuk itu, dari sekarang Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Pariwisata Provinsi Kepri terus menerus melakukan berbagai upaya persiapan dan mencari strategi yang diharapkan dapat untuk menjawab berbagai tantangan penerapan destinasi pariwisata regeneratif di Provinsi Kepri,” jelas Hasan lagi.

Langkah dilakukan di antaranya terus berkoordinasi yang terintegrasi terhadap aksesibilitas, akomodasi wisata, serta kebijakan Visa on Arrival (VoA) oleh pemerintah pusat dan daerah dengan memberikan kepastian kebijakan tarif dan harga yang kompetitif bagi wisatawan.

Kemudian menggesa peningkatan infrastruktur dan sarana telekomunikasi pada daerah-daerah blind spot dan memaksimalkan promosi wisata.

Demikian halnya pengelolaan usaha kecil dan UMKM ke pelaku industri pariwisata, peningkatan kompetensi SDM pariwisata, penerapan program CAPE yang berkelanjutan khususnya memberikan pemahaman akan pelestarian kawasan dan ekosistem wisata kepada masyarakat.

“Penguatan pendidikan budaya dan kearifan lokal serta membangun pengembangan destinasi budaya juga tidak kalah penting,” terang Hasan.

“Juga menetapkan kalender event wisata daerah yang berkelanjutan serta pemanfaatan daya tarik wisata dan atraksi wisata melalui pola pentahelix pariwisata,” lanjutnya.

Hasan yakin dengan berbagai upaya itu dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik internasional maupun domestik ke Provinsi Kepri melalui berbagai destinasi pariwisata regeneratif yang ada. MK-rah

Redaktur: Munawir Sani