3 Bocah SD di Gresik Terlibat Pencurian Motor

67da4dbe4bd95

Tiga bocah di Gresik nekat melakukan aksi pencurian sepeda motor. Mereka sudah beraksi di empat tempat kejadian perkara (TKP).(Dok. Polsek Gresik Kota)

GRESIK (marwahkepri.com) – Masyarakat Kabupaten Gresik, Jawa Timur, digegerkan dengan penangkapan tiga bocah Sekolah Dasar (SD) yang kedapatan mencuri sepeda motor. Ketiganya diketahui telah melakukan aksi serupa di empat lokasi berbeda.

Bocah-bocah yang terlibat dalam aksi pencurian ini adalah F (12), HR (9), dan HR (10), yang semuanya merupakan warga Kecamatan Gresik. Mereka tertangkap tangan saat berusaha mencuri sepeda motor Yamaha Mio warna biru putih dengan nomor polisi W-6784-MR milik Ade Fajar Muslimin (35) di Jalan Harun Thohir, Desa Pulopancikan, pada Selasa (18/3) dini hari.

Dari Perencanaan Hingga Tertangkap Warga

Kapolsek Gresik, Iptu Suharto, mengungkapkan bahwa aksi mereka bukan sekadar iseng belaka. Ketiganya ternyata sudah memiliki pola perencanaan yang cukup matang. Mereka berkumpul siang hari untuk merencanakan pencurian dan bahkan sempat melakukan survei di beberapa lokasi, termasuk sekitar kawasan Jalan Harun Thohir dan Alun-Alun Gresik.

Saat eksekusi pada pukul 01.00 WIB, mereka mulai mencari motor yang tidak terkunci. Sekitar pukul 04.30 WIB, F berhasil menemukan target dan bersama rekannya mendorong motor tersebut. Namun, upaya mereka digagalkan oleh warga yang curiga dengan gerak-gerik mereka.

Muhammad Samlan Miladi, seorang warga setempat, berhasil menggagalkan pencurian tersebut dan melaporkannya ke pihak berwajib. Setelah dilakukan pemeriksaan, polisi menemukan barang bukti berupa sepeda motor curian serta 18 kunci kontak yang diduga digunakan untuk aksi pencurian lainnya.

Fenomena Kenakalan Anak dan Faktor Lingkungan

Kasus ini menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat dan pakar anak. Faktor lingkungan dan pola asuh keluarga menjadi sorotan utama dalam melihat penyebab anak-anak di usia belia sudah terjerumus dalam tindakan kriminal.

Psikolog anak, Dr. Rina Kartika, menyoroti kemungkinan adanya pengaruh dari lingkungan yang tidak sehat serta kurangnya pengawasan orang tua. “Anak-anak ini mungkin terpapar lingkungan yang tidak kondusif, kurangnya pengawasan dari orang tua, serta minimnya edukasi tentang konsekuensi hukum dari tindakan kriminal,” ujarnya.

Pihak kepolisian menegaskan bahwa karena pelaku masih di bawah umur, penanganan kasus ini dilakukan dengan pendekatan yang lebih humanis melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gresik.

Evaluasi Peran Orang Tua dan Lingkungan Sekitar

Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan pola asuh anak-anak mereka. Orang tua diharapkan lebih aktif dalam mengawasi dan membimbing anak agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah.

Di sisi lain, pihak berwenang juga diharapkan bisa memberikan edukasi serta program pembinaan bagi anak-anak yang telah terlibat dalam tindakan kriminal, agar mereka dapat kembali ke jalur yang benar dan memiliki masa depan yang lebih baik. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani