China Waspada Hoaks AI di Pasar Saham, Indonesia Harus Siap?

China Waspada Hoaks AI di Pasar Saham, Indonesia Harus Siap?

futuristik pasar saham di China, dengan data dan grafik AI yang melayang di udara. (Foto: AI)

JAKARTA – China menghadapi ancaman besar yang bisa mengguncang pasar saham akibat penyebaran disinformasi berbasis kecerdasan buatan (AI). Teknologi AI kini digunakan untuk menciptakan dan menyebarkan informasi sesat, menipu investor, serta memanipulasi harga saham.

Ancaman ini tidak hanya berlaku di China, tetapi juga bisa berdampak pada negara lain, termasuk Indonesia. Dengan semakin masifnya adopsi AI di berbagai sektor, risiko penyalahgunaannya pun meningkat, meski manfaatnya juga tak terbantahkan.

China Perketat Pengawasan Pasar Saham

Regulator sekuritas di China kini mengambil langkah tegas untuk mengatasi penyebaran informasi palsu di pasar saham. Mereka bekerja sama dengan kepolisian dan regulator siber untuk menyelidiki serta menindak oknum yang terlibat dalam penyebaran disinformasi.

“Regulator akan bertindak cepat, keras, dan hingga ke akar isu ini,” tulis Securities Times, dikutip dari Reuters, Senin (17/3/2025).

Shanghai Securities News melaporkan bahwa AI kini menjadi alat baru bagi pelaku kejahatan untuk menarik minat investor dengan janji keuntungan instan. Hal ini semakin diperparah oleh tingginya minat terhadap perusahaan AI di China, seperti DeepSeek, yang membuat banyak investor dan manajer pendanaan mulai mengandalkan AI dalam pengambilan keputusan investasi.

Namun, penggunaan AI tanpa pengawasan ketat juga menimbulkan risiko besar. Investor menjadi lebih rentan terhadap berita palsu yang bisa mempengaruhi keputusan mereka secara signifikan.

Regulator China Perkuat Edukasi Investor

Untuk mengatasi ancaman ini, Komisi Regulator Sekuritas China (CSRC) akan lebih proaktif dalam membasmi rumor di pasar saham. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengeluarkan klarifikasi resmi terhadap informasi yang beredar.

Selain itu, CSRC juga akan meningkatkan edukasi dan panduan bagi investor agar mereka lebih cakap dalam mengidentifikasi informasi palsu yang beredar di internet.

Pentingnya Kebijakan dan Literasi AI

Kasus ini kembali menegaskan bahwa perkembangan teknologi AI harus diiringi dengan literasi digital yang kuat serta kebijakan yang ketat dari pemerintah. Tanpa pengawasan dan edukasi yang memadai, AI dapat menjadi senjata berbahaya yang mengancam stabilitas ekonomi dan pasar saham. Mk-cnbc

Redaktur: Munawir Sani