Hashim: Aksi Mahasiswa ‘Indonesia Gelap’ Dipicu Kesalahpahaman Soal Anggaran

Hashim: Aksi Mahasiswa ‘Indonesia Gelap’ Dipicu Kesalahpahaman Soal Anggaran

Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo. (F:

JAKARTA (marwahkepri.com) – Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menanggapi aksi mahasiswa bertajuk ‘Indonesia Gelap’ yang ramai diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, aksi tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman terkait realokasi anggaran pemerintah.

Hashim menjelaskan bahwa dana Rp 300 triliun yang disebut sebagai hasil efisiensi anggaran pusat dan daerah bukan merupakan pemangkasan, melainkan realokasi ke program prioritas. Salah satunya adalah tambahan anggaran sebesar Rp 100 triliun untuk Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Rp 100 triliun dari realokasi anggaran yang sebelumnya disebut penghematan atau pemangkasan, itu menimbulkan salah pengertian. Akibatnya, mahasiswa turun ke jalan, teriak-teriak ‘Indonesia Gelap’. Tapi sebenarnya mereka tidak memahami sepenuhnya dan perlu diberikan penjelasan,” kata Hashim dalam acara Economic Outlook 2025 di Westin Hotel Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Tidak Ada Pemotongan Beasiswa

Hashim menegaskan bahwa tidak ada pemotongan anggaran pendidikan, termasuk beasiswa. Ia mengklarifikasi bahwa mahasiswa tidak perlu khawatir sektor pendidikan akan terdampak oleh kebijakan ini.

“Banyak mahasiswa turun ke jalan karena salah paham. Tidak ada penghapusan beasiswa. Pak Prabowo sudah menegaskan bahwa beasiswa tetap utuh dan tidak ada pengurangan. Namun, ada pihak-pihak yang menyebarkan disinformasi dan berita bohong bahwa beasiswa dipotong,” ujar Hashim.

Pemerintah telah menetapkan anggaran Rp 71 triliun untuk MBG di tahun 2025. Kementerian PPN/Bappenas bahkan memperkirakan bahwa program ini bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 1,99%.

“MBG adalah ide Prabowo sejak 18 tahun lalu. Saat itu, angka stunting masih 30%, dan sekarang baru turun menjadi 25% dalam 18 tahun. MBG diyakini akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi hingga melampaui 8%,” kata Hashim. Mk-dtc

Redaktur: Munawir Sani