TikTok Shop Melonjak! Penjualan FMCG Naik 34,2% Pasca Akuisisi Tokopedia

tiktok shop.
JAKARTA (marwahkepri.com) – Belanja melalui fitur live di TikTok Shop masih menjadi favorit masyarakat Indonesia. Dengan berbagai penawaran menarik, tren ini terus berkembang, terutama setelah TikTok kembali beroperasi di Indonesia usai mengakuisisi lebih dari 75% saham Tokopedia.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan TikTok berkomitmen untuk mempromosikan produk lokal serta membantu UMKM dalam mengembangkan strategi produksi dan penjualan. Akuisisi Tokopedia oleh ByteDance, induk TikTok, resmi diselesaikan pada 31 Januari 2024, dan sejak itu, kontribusi penjualan di sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Menurut Compas Market Insight Dashboard, dalam periode satu tahun pasca-akuisisi (Februari 2024 – Januari 2025), nilai penjualan TikTok Shop di sektor FMCG meningkat 34,2%, dari Rp1,69 triliun menjadi Rp2,27 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan bulanan 3,28%.
Produk Kecantikan Mendominasi Penjualan di TikTok Shop
Hanindia Narendrata, Co-founder & CEO Compas.co.id, mengungkapkan bahwa 69% kontribusi penjualan FMCG di TikTok Shop berasal dari kategori perawatan dan kecantikan.
“Empat kategori produk dengan nilai penjualan tertinggi di TikTok Shop berhasil mencapai lebih dari Rp1 triliun dalam satu tahun,” kata Hanindia.
Beberapa produk kecantikan dengan angka penjualan tertinggi meliputi:
- Body Lotion & Body Butter – Rp1,68 triliun
- Pelembap Wajah – Rp1,5 triliun
- Parfum & Wewangian – Rp1,2 triliun
- Serum Wajah – Rp1,1 triliun
Selain itu, strategi bundling produk juga menjadi faktor utama dalam peningkatan penjualan. Berdasarkan data Compas Market Insight Dashboard, 8 dari 10 produk kecantikan dengan nilai penjualan tertinggi di TikTok Shop merupakan produk bundling.
Persaingan Penjualan Makanan & Minuman di TikTok Shop vs Tokopedia
Kategori Makanan & Minuman menunjukkan perbedaan kontribusi di kedua platform. Dalam setahun terakhir, kontribusi kategori ini di TikTok Shop sebesar 14%, sementara di Tokopedia mencapai 40,2%.
Dari segi nilai penjualan, persaingan keduanya cukup ketat:
- Februari 2024: Tokopedia Rp315 miliar vs. TikTok Shop Rp276 miliar
- Januari 2025: Tokopedia Rp301 miliar vs. TikTok Shop Rp305 miliar
Menariknya, mayoritas konsumen TikTok Shop lebih banyak membeli camilan dan makanan ringan, dengan kategori Keripik & Kerupuk sebagai produk terlaris, mencapai Rp521 miliar. Produk lainnya meliputi:
- Makanan ringan – Rp253 miliar
- Kopi – Rp225 miliar
- Minuman bubuk – Rp197 miliar
- Susu bubuk – Rp186 miliar
Sementara itu, Tokopedia menunjukkan tren berbeda dengan bahan makanan pokok sebagai produk yang paling banyak dibeli. Kopi menjadi produk terlaris dengan nilai Rp365 miliar, disusul:
- Daging segar – Rp307 miliar
- Minyak goreng – Rp188 miliar
- Susu bubuk – Rp187 miliar
- Penyedap rasa – Rp177 miliar
Pola Konsumsi Berbeda, Strategi Pemasaran Berbeda
Menurut Hanindia, perbedaan pola konsumsi di kedua platform sangat dipengaruhi oleh strategi pemasaran. TikTok Shop sukses menjual produk camilan melalui fitur live shopping, sementara Tokopedia lebih banyak menarik konsumen yang mencari bahan pokok dan kebutuhan esensial.
“Menariknya, 9 dari 10 produk kopi terlaris di Tokopedia berasal dari brand lokal. Sementara itu, di TikTok Shop, 8 dari 10 produk terlaris di kategori Keripik & Kerupuk adalah produk viral,” ujar Hanindia.
Dengan strategi pemasaran yang unik di masing-masing platform, tren belanja online di Indonesia terus mengalami perubahan, memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan mereka. Mk-cnbc
Redakur: Munawir Sani