Setelah 5.000 Tahun, Tujuan Pendirian Stonehenge Akhirnya Terungkap

JAKARTA (marwahkepri.com) – Para ilmuwan berhasil mengungkap tujuan di balik pendirian Stonehenge, sebuah situs batu kuno yang telah berdiri selama 5.000 tahun. Berdasarkan penelitian terbaru, Stonehenge diyakini sebagai simbol persatuan bagi masyarakat Inggris kuno.

Dilansir dari Daily Mail, Kamis (26/12/2024), penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari University College London (UCL) dan Aberystwyth University menunjukkan bahwa batu-batu besar yang membentuk Stonehenge diangkut dari wilayah yang sangat jauh, yaitu Wales barat daya dan Skotlandia timur laut. Jarak kedua wilayah tersebut ke lokasi Stonehenge di Wiltshire mencapai lebih dari 650 kilometer.

Para peneliti meyakini bahwa pembangunan Stonehenge menjadi ekspresi monumental dari persatuan politik dan identitas bersama masyarakat Inggris pada masa Neolitikum.

“Mereka melakukan penyatuan politik dan identitas bersama di sebagian besar atau bahkan seluruh Inggris,” demikian bunyi pernyataan para penulis dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Archaeology International.

Para ilmuwan menambahkan bahwa menyatukan batu-batu besar dari berbagai wilayah menjadi cara untuk mempererat hubungan komunitas yang berjauhan.

“Stonehenge adalah ekspresi monumental persatuan antara manusia, tanah, leluhur, dan surga,” ungkap mereka.

Penelitian ini menegaskan bahwa hubungan jarak jauh batu-batu yang membentuk Stonehenge memperkuat teori bahwa situs tersebut memiliki fungsi politik sekaligus religius.

“Fakta bahwa semua batunya berasal dari daerah yang jauh menjadikannya unik di antara lebih dari 900 lingkaran batu di Inggris,” jelas Profesor Mike Parker Pearson dari Institut Arkeologi UCL.

Menurut Pearson, keberadaan batu-batu tersebut menunjukkan bahwa Stonehenge bukan sekadar monumen religius, tetapi juga menjadi simbol pemersatu masyarakat Inggris kuno dalam merayakan hubungan mereka dengan leluhur dan kosmos.

Meski Inggris, Skotlandia, dan Wales belum terbentuk secara politik saat Stonehenge dibangun, situs ini dianggap mewakili ketiga wilayah tersebut.

Stonehenge terkenal dengan batu pasir raksasa yang dikenal sebagai sarsen, yang membentuk struktur ikoniknya. Selain itu, situs ini juga dihuni oleh sekitar 80 batu biru yang lebih kecil, yang memiliki semburat kebiruan saat pecah atau basah.

Dengan penelitian ini, Stonehenge tidak hanya menjadi simbol arkeologi bersejarah tetapi juga menjadi representasi persatuan masyarakat yang melampaui batas geografis dan budaya pada masanya. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani