Nizar Sukses Bangun Desa: Lingga Bebas Desa Tertinggal Sejak 2023

Bupati Lingga, M. Nizar. (F:ist)
LINGGA (marwahkepri.com) – Kepemimpinan Muhammad Nizar di Kabupaten Lingga berhasil mencatatkan kemajuan signifikan dalam pembangunan desa. Sejak menjabat pada tahun 2021 hingga 2024, Nizar secara konsisten mengangkat taraf hidup masyarakat desa dengan fokus pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia.
Hasilnya, Lingga kini mencatatkan sejumlah pencapaian penting, menjadikannya kabupaten yang patut diperhitungkan di Provinsi Kepulauan Riau.
Salah satu terobosan terbesar yang diinisiasi Nizar adalah pengentasan desa tertinggal. Pada awal masa jabatannya pada tahun 2021, tercatat 18 desa di Lingga masih berstatus tertinggal. Namun, berkat upaya intensif yang berkelanjutan, pada tahun 2023, Kabupaten Lingga berhasil menjadi daerah tanpa desa tertinggal.

Pencapaian ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam meratakan pembangunan di wilayah yang berjuluk Bunda Tanah Melayu.
“Sejak 2023, tidak ada lagi desa tertinggal di Kabupaten Lingga,” kata Nizar dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.
Data menunjukkan bahwa transformasi desa di Lingga mengalami lonjakan pesat. Pada tahun 2021, terdapat 51 desa yang dikategorikan sebagai desa berkembang. Angka ini meningkat menjadi 59 desa pada tahun 2022-2023, meskipun sedikit menurun menjadi 58 desa pada tahun 2024.
Namun, yang lebih membanggakan adalah pertumbuhan desa maju. Dari hanya 6 desa pada 2021, jumlahnya meningkat menjadi 15 desa pada 2023-2024.
Tidak berhenti di situ, Nizar juga berhasil menciptakan dua desa mandiri, yakni Desa Harapan Tanjung dan Desa Batu Berdaun, yang menjadi contoh nyata kesuksesan program pembangunan desa yang berkelanjutan.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari pengelolaan dana desa yang semakin baik. Pada periode 2021-2022, Kabupaten Lingga menempati peringkat kelima di Kepulauan Riau dalam hal penyaluran dana desa.
Prestasi ini semakin ditingkatkan pada tahun 2023-2024, di mana Lingga berhasil meraih penghargaan sebagai kabupaten terbaik ketiga dalam pengelolaan dana desa se-Kepri.
Dengan pengelolaan yang lebih baik dan efisien, dana desa berhasil dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur penting dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk program perlindungan sosial. (mk/willy)