Alasan Tersembunyi: Mengapa Wanita Selingkuh Meski Hubungan Tampak Harmonis?  

Jakarta – Perselingkuhan menjadi mimpi buruk dalam setiap rumah tangga. Ketika perselingkuhan terjadi, dampaknya tak hanya berpengaruh pada mental, tetapi juga pada fisik. Namun, apa sebenarnya yang mendorong seseorang untuk berselingkuh? Pakar psikologi seksual, Zhana Vrangalova, menjelaskan bahwa konsep perselingkuhan pada generasi sekarang berbeda dengan generasi sebelumnya.

“Dulu, pria lebih cenderung berselingkuh dibandingkan wanita. Namun, saat ini, wanita dan pria memiliki kesempatan yang sama untuk berselingkuh,” ujar Vrangalova, seperti dikutip dari Good Housekeeping.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Evolution and Human Behavior memberikan wawasan baru mengenai alasan kompleks di balik perselingkuhan wanita. Para peneliti melakukan survei terhadap 254 pria dan wanita heteroseksual yang pernah berselingkuh di 19 negara.

Temuan tersebut mengungkapkan sejumlah alasan yang mendorong wanita untuk berselingkuh, termasuk ketidakpuasan dalam hubungan dan keinginan untuk membalas dendam. Namun, alasan utama yang terungkap adalah bahwa wanita yang berselingkuh biasanya lebih tertarik secara fisik kepada pasangan selingkuhannya, tetapi tetap memandang suaminya sebagai pasangan hidup atau orang tua bersama yang lebih baik.

Selain itu, para peneliti menemukan bahwa wanita tidak menilai pasangan selingkuh mereka lebih tinggi dalam hal nilai atau kepribadian dibandingkan dengan suaminya. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan biasanya tidak berusaha mengganti pasangan utama mereka dengan pasangan selingkuh.

Sejumlah besar peserta, terutama wanita, mengungkapkan ketidakpuasan dalam hubungan sebagai motivasi utama perselingkuhan mereka. Ketidakpuasan ini mencakup perasaan diabaikan, kurangnya dukungan emosional, dan ketidakbahagiaan umum dengan pasangan utama. Wanita lebih cenderung menyebutkan kurangnya dukungan pasangan mereka sebagai alasan untuk berselingkuh dibandingkan laki-laki.

Beberapa peserta melaporkan perselingkuhan sebagai bentuk balas dendam terhadap pasangan mereka. Wanita lebih sering mengutip balas dendam sebagai motivasi, mencerminkan keinginan untuk memulihkan rasa keadilan atau keseimbangan dalam hubungan. Mk-dtc

 

Redaktur: Munawir Sani