Disebut Mengancam UMKM, Aplikasi e-commerce Asal China “Temu” Sudah Tersedia di Indonesia

JAKARTA (marwahkepri.com) – Aplikasi e-commerce asal China, Temu, telah resmi tersedia di Indonesia dan kini bisa diakses melalui Google Play Store dan Apple App Store.

Kehadiran Temu memicu kekhawatiran karena aplikasi ini dianggap dapat memicu persaingan tidak sehat dengan UMKM lokal. Temu menawarkan model bisnis direct-to-consumer, di mana barang-barang dijual langsung dari pabrik kepada konsumen, sehingga harganya jauh lebih murah dibanding platform e-commerce lainnya.

Kontroversi ini bermula dari beberapa upaya Temu untuk mendaftarkan bisnisnya di Indonesia yang sebelumnya ditolak. Pada bulan September 2024, Temu kembali mencoba mendaftar di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), namun banyak pihak, termasuk Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki, secara tegas menolak keberadaan aplikasi ini karena dianggap bisa merusak pasar pedagang lokal.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi juga berencana memblokir aplikasi Temu jika terus dianggap merugikan UMKM. Selain itu, Budi menekankan bahwa Temu belum memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), yang merupakan syarat wajib bagi platform bisnis asing.

Namun, ada pandangan lain dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Moga Simatupang, mengungkapkan bahwa selama Temu memenuhi persyaratan yang diatur dalam Permendag 31 Tahun 2023, pemerintah tidak akan menutup pintu bagi aplikasi tersebut.

Di tengah kontroversi, muncul rumor bahwa Temu berencana mengakuisisi Bukalapak, salah satu platform e-commerce lokal terkemuka di Indonesia. Kabar ini berdampak pada lonjakan harga saham Bukalapak (BUKA), yang sempat meningkat hingga 30%. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari Bukalapak terkait rumor akuisisi ini.

Dengan adanya rumor akuisisi ini, banyak yang menduga bahwa ini merupakan strategi Temu untuk memperlancar jalannya memasuki pasar Indonesia, mirip dengan langkah TikTok Shop yang berkolaborasi dengan Tokopedia. MK-mun

Redaktur: Munawir Sani