Tradisi Mandi Safar di Lingga: Warisan Budaya dan Simbol Penolak Bala

LINGGA (marwahkepri.com) – Masyarakat Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, melestarikan sebuah tradisi turun-temurun yang dikenal sebagai Mandi Safar, dilakukan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar. Tradisi ini dipercaya mampu menolak bala dan bencana, serta menjadi sarana introspeksi bagi masyarakat setempat. Pada 4 September 2024, Bupati Lingga Muhammad Nizar turut berpartisipasi dalam kegiatan ini di Masjid Al Hidayah, Desa Resun, Kecamatan Lingga Utara, dengan memandikan anak-anak sebagai bagian dari ritual tersebut.

Tradisi ini bukan sekadar mandi bersama, melainkan dilengkapi dengan doa khusus untuk memohon perlindungan Allah SWT dari bala yang diyakini lebih dari 3.000 bencana yang turun di bulan Safar. Ritual ini juga melibatkan penggunaan wafaq yang berisi ayat-ayat suci, yang direndam dalam air dan digunakan untuk mandi serta diminum, dengan harapan membawa keselamatan dan berkah.

Tradisi Mandi Safar di Desa Resun, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, Rabu (4/9/2024).

Pemerhati sejarah dan budaya, Lazuardi, menuturkan bahwa tradisi ini sudah ada sejak zaman Sultan Abdulrahman Muazamsyah (1883-1911) dari Kerajaan Riau-Lingga. Hingga kini, tradisi ini masih kuat dan menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Lingga, yang terus dikembangkan oleh Dinas Kebudayaan setempat.

Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti, melihat potensi besar dalam tradisi ini untuk menarik wisatawan mancanegara. Tradisi Mandi Safar tidak hanya memiliki nilai religius dan budaya, tetapi juga bisa menjadi daya tarik pariwisata yang unik, mendukung upaya peningkatan kunjungan wisata ke Provinsi Kepulauan Riau.

Dengan terus melestarikan tradisi ini, masyarakat Lingga tidak hanya menjaga warisan budaya mereka, tetapi juga turut mendukung pengembangan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal. Tradisi ini menjadi simbol harmonisasi antara budaya leluhur dan modernitas, sekaligus pengingat pentingnya menjaga hubungan dengan Sang Pencipta dalam setiap aspek kehidupan. MK-tb

Redaktur : Munawir Sani