Sekdaprov Kepri Buka Pertemuan Penanggulangan AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria: Fokus Eliminasi 2030

Rapat penanggulangan penyakit AIDS, Tuberculosis dan Malaria (ATM). (f: diskominfokepri)
TANJUNGPINANG (marwahkepri.com) – Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Adi Prihantara, secara resmi membuka pertemuan yang membahas penanggulangan penyakit AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM) di Provinsi Kepri pada Kamis (8/8). Pertemuan ini dilaksanakan di Ruang Rapat Utama, Lantai IV Kantor Gubernur Kepri, Dompak, dan diikuti oleh perwakilan dari seluruh pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Kepri, baik secara daring maupun luring.
Dalam kesempatan tersebut, Adi Prihantara menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam upaya eliminasi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria di Provinsi Kepri. “Dengan upaya komprehensif dan berkesinambungan, kami yakin dapat mewujudkan Kepri bebas dari AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria pada tahun 2030,” ujar Adi.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan target ambisius untuk menurunkan infeksi baru HIV sebesar 90% dari tahun 2010 hingga 2030, serta mengurangi kematian akibat AIDS sebesar 90%. Selain itu, seluruh kabupaten/kota di Indonesia diharapkan dapat mencapai eliminasi malaria pada tahun 2030, dengan penurunan insidensi dan kematian akibat malaria masing-masing sebesar 90%.
Provinsi Kepri telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi penyakit ATM. Dalam penanggulangan AIDS, dilakukan screening Viral Load di kabupaten/kota, pelaksanaan Survei Terpadu Berbasis Perilaku (STBP) di tiga kabupaten/kota, dan Mobile VCT secara rutin. Untuk Tuberkulosis, program-program seperti pelatihan ILTB untuk tenaga kesehatan, peningkatan kapasitas program TB, dan pelaksanaan screening TB rutin melalui MOU dengan berbagai instansi telah dilakukan.
Penanggulangan malaria juga menjadi fokus utama dengan pelaksanaan MBS (Malaria Blood Smear) di Kota Tanjungpinang, Bintan, dan Lingga, serta pengajuan eliminasi malaria di dua kabupaten/kota.
Program Koordinator RSSH Dinkes Kepri, Tjetjep Yudiana, menyampaikan bahwa meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan besar masih ada. Data dari tahun 2018-2022 menunjukkan bahwa pencegahan penularan HIV di Indonesia belum optimal, khususnya pada perempuan, anak, dan remaja. Angka penemuan penderita baru HIV di Kepri menunjukkan tren kenaikan setiap tahunnya.
Provinsi Kepri juga menghadapi tantangan dalam pengendalian malaria, dengan 183 kasus ditemukan pada tahun 2024, sebagian besar terjadi di Kota Tanjungpinang.
Dalam pertemuan tersebut, Adi Prihantara mengajak seluruh pihak untuk terus bersinergi dalam mendukung upaya eliminasi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria di Provinsi Kepri. Dengan kolaborasi yang kuat, diharapkan Kepri dapat mencapai target eliminasi pada tahun 2030. MK-mun
Redaktur : Munawir Sani