Ada Besi dari Menara Eiffel, Medali Olimpiade Paris 2024 jadi yang Termahal Semenjak Digelar

ghnyjj

Atlet panjat tebing Indonesia Veddriq Leonardo menunjukkan medali emas yang diraihnya dalam ajang Olimpiade Paris 2024. (Foto: Sekretariat Kabinet)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Medali Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024 memiliki desain yang sangat khas, dengan elemen unik yang membedakannya dari medali-medali lainnya dalam sejarah Olimpiade.

Salah satu fitur yang paling menonjol adalah penyematan sepotong besi asli dari Menara Eiffel, yang dibangun antara tahun 1887 dan 1889, dalam setiap medali. Desain ini dirancang oleh perusahaan perhiasan terkenal Chaumet, yang mengubah medali tersebut menjadi karya seni yang tak hanya bernilai secara historis tetapi juga estetis.

Medali-medali ini didesain dengan konstruksi yang terinspirasi oleh tiga elemen utama: segi enam, cahaya, dan tatahan permata. Segi enam adalah bentuk yang diambil dari besi Menara Eiffel, memberikan medali sentuhan yang unik dan menghubungkan langsung dengan ikon Paris.

Secara finansial, medali emas Olimpiade Paris 2024 diperkirakan bernilai sekitar USD 950 atau setara dengan Rp 15,1 juta, menjadikannya salah satu medali dengan nilai tertinggi dalam sejarah Olimpiade modern. Medali ini sebagian besar terbuat dari perak dengan berat total 505 gram, dilapisi dengan 6 gram emas murni, dan juga mengandung 18 gram besi.

Medali perak Olimpiade ini memiliki berat 525 gram dan terbuat dari 507 gram perak serta 18 gram besi, dengan nilai sekitar USD 486. Sementara itu, medali perunggu memiliki berat 455 gram, terbuat dari campuran tembaga, seng, dan besi, dengan nilai yang diperkirakan sekitar USD 13.

Dalam ajang Olimpiade Paris 2024, Indonesia meraih prestasi gemilang dengan dua medali emas yang disumbangkan oleh atlet panjat tebing Veddriq Leonardo dan atlet angkat besi Rizki Juniansyah, serta satu medali perunggu yang diraih oleh Gregoria Mariska Tunjung dari cabang bulu tangkis tunggal putri. Prestasi ini menambah kebanggaan dan prestasi Indonesia di kancah internasional. MK-mun/kum

Redaktur: Munawir Sani