Bappenas: Kaltim akan Miliki Fungsi Berbeda Sesuai Kearifan Lokal

Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti memberikan sambutan pada acara Focus Group Discussion (FGD) di Balikpapan, Selasa (16/7/2024). (Foto: salahudin)
BALIKPAPAN (marwahkepri.com) – Pemerintah memastikan masing-masing kota dan kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur akan memiliki fungsi berbeda, tetap menyesuaikan kearifan lokal.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti, pada acara Focus Group Discussion (FGD) di Balikpapan, Selasa (16/7/2024).
Acara tersebut membahas tentang membangun relasi kolaboratif antara DPD dan pemerintah daerah dalam kerja sama dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Pasti ada lokalitinya. Samarinda fungsinya apa? Balikpapan fungsinya apa, Nusantara fungsinya apa? Tidak akan sama, tapi ada harmonisasi,” ujar Virgiyanti.
Ia menambahkan bahwa Samarinda akan tetap berfungsi sebagai kota industri karena keberadaan tambang batu bara dan migas. Begitu juga dengan Balikpapan yang selama ini dikenal sebagai kota jasa di Kaltim.
“Dalam rencana induk sudah diarahkan, Samarinda masih di industri tambang dan sebagainya, tapi yang lebih bersih tentu saja,” ujarnya.
“Balikpapan lebih banyak jasa dan sebagainya, IKN (Ibu Kota Nusantara) pemerintahan plus ekonomi baru, digitalisasi, edukasi. Tetap ada fungsi, tidak mungkin sama semua,” timpal Virgiyanti.
Menurut Virgiyanti, harmonisasi fungsi juga akan mencakup Penajam Paser Utara (PPU), Kutai, bahkan wilayah di luar Kalimantan Timur, seperti Sulawesi.
“Jakarta saja rantai nilainya panjang, bahkan sampai Papua. Tapi harus dihitung dan direncanakan,” paparnya.
Namun, yang paling krusial menurut Virgiyanti adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM). Selama ini, Kaltim masih sangat bergantung pada daerah lain untuk SDM.
“Makanya pemerintah daerah harus siap menempati posisinya nanti. Pertama yang harus disiapkan adalah SDM yang cocok dengan industri yang akan berkembang di sini,” ujarnga lagi.
Virgiyanti menekankan bahwa SDM di Kaltim harus ditingkatkan, terutama dalam hal digitalisasi.
“Sekarang pekerja konstruksi masih banyak yang dari luar. Kenapa? Karena di sini mungkin jumlahnya kurang, skill-nya belum terbangun,” pungkasnya. MK-salahudin
Redaktur: Munawir Sani