Air Sungai di Kelarik Keruh, Kadis DLH: Banyak Faktor Berkontribusi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Natuna, Ferizaldy ditemui di kantor DPRD Natuna, Selasa (4/6/2024). (Foto: nang)
NATUNA (marwahkepri.com) – Kondisi air sungai di Desa Kelarik Ulu, Kecamatan Bunguran Utara, mengalami perubahan warna menjadi kuning, dari yang sebelumnya dikenal jernih. Perubahan ini membuat warga setempat heran dan mempertanyakan penyebabnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Natuna, Ferizaldy mengungkapkan, faktor hujan berkontribusi besar terhadap perubahan warna air.
“Ya kalau hari hujan itu kondisi sungai memang menguning,” ucap Ferizaldy, Selasa (4/6/2024) di Kantor DPRD Natuna.
Ferizaldy menambahkan bahwa kondisi air akan kembali normal setelah hujan berhenti.
“Kemarin kami bersama Wakil Bupati dan teman-teman dari Dinas PU sudah memantau fenomena tersebut,” ujarnya.
Setelah pemantauan dilakukan, pihaknya memasang drone untuk mengidentifikasi sumber perubahan warna air. Ferizaldy mengakui bahwa ada indikasi sumber perubahan berasal dari aktivitas perusahaan Multi Mineral Indonesia (MMI) yang beroperasi di Kecamatan Bunguran Utara.
“Tapi kalau kita lihat tidak seluruhnya lah dari perusahaan, ada sumber-sumber lain seperti dari jalan-jalan yang belum diaspal yang berpotensi juga, tapi memang yang terbesar itu dari perusahaan yang sudah mulai uji coba pertambangan,” jelas mantan Camat Bunguran Timur.
Ferizaldy menjelaskan bahwa uji coba pertambangan oleh PT MMI melibatkan pengikisan lahan dan pembongkaran gulma, serta pencucian pasir.
“Dari pencucian itu saat hari hujan meluap ke sungai,” tukasnya.
Atas hasil pemantauan ini, DLH memberikan rekomendasi kepada PT MMI untuk membuat sekatan-sekatan pada kolam pencucian.
“Air tempat resapan mereka saat hari hujan tak dikendalikan, sehingga air hujan tercampur ke lokasi dan meluap ke sungai,” terang Ferizaldy.
Ferizaldy juga menyebut bahwa perubahan warna sungai Kelarik bukan pertama kali terjadi.
“Kita pernah pergi Januari kemarin, yang kuning pertama kita teliti. Bukan tercemar istilahnya tapi perubahan warna, karena musim hujan saja,” pungkasnya. MK-nang
Redaktur: Munawir Sani