Pemda Natuna Gelar Rakor, Tanggapi Maraknya Kasus Pencabulan Anak

Suasana rakor internal bersama Bakesbang, Pemberdayaan Perempuan, Dinas Sosial, Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Kesehatan, Satpol-PP, BKPSDM, Disdik, Kemenag, LAM, MUI, KNPI, Camat dan beberapa instansi lainnya dipimpin oleh Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda, Rabu, (29/5/2024. (f: nang)
NATUNA (marwahkepri.com) – Maraknya kasus pencabulan anak dibawah umur belakangan ini, menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Natuna.
Pemerintah kabupaten Natuna menggelar rapat koordinasi (rakor) secara internal dengan beberapa instansi terkait, pada Rabu, 29 Mei 2024.
Rakor dipimpin oleh Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda, di ruang kerjanya. Melibatkan beberapa instansi seperti Bakesbang, Pemberdayaan Perempuan, Dinas Sosial, Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Kesehatan, Satpol-PP, BKPSDM, Disdik, Kemenag, LAM, MUI, KNPI, Camat dan beberapa instansi lainnya.
“Kami mengundang bapak dan ibu pada hari ini untuk berdiskusi secara keluarga terkait isu sentral masalah maraknya kejahatan seksual menyimpang kepada anak-anak belakangan ini,” ucap Rodhial Huda.
Rodhial Huda mengatakan, belakangan ini ada beberapa kasus pencabulan anak sesama jenis yang diungkap oleh pihak Kepolisian Resor Natuna.
Yang pertama tindak pidana pencabulan oleh guru laki-laki terhadap murid laki-laki di kecamatan Bunguran Selatan.
Kemudian kasus pelecehan seksual guru perempuan dengan siswa perempuan di Kecamatan Pulau Tiga Barat dan terbaru tenaga honorer kantor desa dengan siswa SMP di kecamatan Pulau Tiga.
“Perlu kita sikapi karena dengan daerah sekecil dan seagamis ini, nampaknya tak normal lagi situasinya. Bagaimana meningkatkan kepedulian supaya tidak terjadi berikutnya,” katanya.
Menurutnya, secara garis besar pelaku tindak pidana pencabulan merupakan korban di masa lalu. Hal ini sangat berbahaya, karena korban pada saat ini bisa menjadi pelaku kedepannya.
Orang nomor dua di Natuna ini mengatakan, kasus seperti ini terjadi karena banyak faktor. Salah satunya bisa terjadi karena orangtua kurang peduli terhadap anak.
“Hari ini kita disibukkan dengan urusan mencari duit, sehingga anak terabaikan. Kadang kita berfikir anak-anak itu cukup dikasih duit sudah selesai, tapi sebenarnya anak itu perlu bicara dan diskusi dengan kita sebagai orang tuanya,” pintanya.
Menanggapi hal ini, Camat Bunguran Timur Hamid Hasnan mengatakan, kasus pencabulan anak dibawah umur sudah acap kali terjadi di Natuna.
Namun yang terjadi selalu sibuk untuk mencari solusi setelah kejadian, bukan tindakan pencegahan sebelum kejadian.
Ia menilai masalah paling utama dalam kasus seperti ini adalah kurangnya pengawasan sehingga perilaku anak semakin menjadi-jadi.
“Masalah hp dan kurangnya pengawasan orang tua yang membuat prilaku anak semakin parah,” ucapnya.
Sekarang ini anak sama orang tua sibuk main hp, sehingga sekarang ini keberasamaan anak dan keluarganya jarang terjadi.
Pantauan media ini, semua perwakilan instansi yang hadir memberikan tanggapan bagaimana terkait maraknya kasus pencabulan di Natuna. MK-nang
Redaktur : Munawir Sani