Tantangan Berat Asia Pasifik di Tengah Empat Krisis: Perang, Perubahan Iklim, dan Keterbatasan Energi

Tantangan Berat Asia Pasifik di Tengah Empat Krisis: Perang, Perubahan Iklim, dan Keterbatasan Energi

Foto. Meeting Asian Development Bank ADB. (Cnbc)

GEORGIA (marwahkepri.com) – Periode 2023 menjadi masa sulit bagi negara-negara di Asia Pasifik, seperti yang disampaikan oleh Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa dalam Pertemuan Tahunan ke-57 di Tbilisi, Georgia, pada Minggu (5/5/2024).

Tantangan Berat Asia Pasifik di Tengah Empat Krisis: Perang, Perubahan Iklim, dan Keterbatasan Energi”

“Dalam setahun terakhir, negara-negara anggota kami (DMC) menghadapi tantangan yang signifikan akibat perubahan iklim, konflik bersenjata, kerawanan pangan, dan utang yang meningkat,” ungkapnya.

Asakawa menyoroti konflik yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, serta perang antara Israel dan Hammas, yang telah mempengaruhi harga energi secara global.

Sementara negara maju mungkin memiliki sumber daya untuk mitigasi, negara berkembang dan miskin terbatas dalam kemampuan penanganan akibat keterbatasan anggaran.

Dampak perubahan iklim juga dirasakan secara ekstrem di kawasan ini, dengan Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena dampaknya.

ADB berkomitmen untuk memberikan dukungan lebih baik kepada negara-negara anggotanya dalam menghadapi tantangan ini, termasuk dengan peningkatan kapasitas pinjaman hingga US$ 100 miliar dalam satu dekade ke depan.

Meskipun dihadapkan pada tantangan besar, Asakawa optimis bahwa negara-negara di Asia Pasifik akan mampu bertahan dan tetap tumbuh ke depan. “Prospek Asia dan Pasifik tetap solid,” tegasnya.(Mk/cnbc)