Teori Persia dalam Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Masjid Raya Baiturrahman Aceh (Foto: Instagram/@ululazmii21)
Masjid Raya Baiturrahman Aceh (Foto: Instagram/@ululazmii21)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Sejarah masuknya Islam ke Indonesia merupakan topik yang diperdebatkan dan banyak teori yang diajukan untuk menjelaskannya, salah satunya adalah teori Persia. Teori ini memiliki latar belakang, isi, bukti pendukung, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Latar Belakang Teori Persia: Teori Persia didasarkan pada bukti maraknya paham Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam ke Indonesia, serta adanya beberapa persamaan tradisi dengan budaya Persia.
Isi Teori Persia: Pencetus dan pendukung utama teori Persia adalah Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat. Menurut mereka, Islam yang masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi adalah Islam yang dibawa oleh kaum Syiah Persia. Beberapa sumber menyatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13 sejalan dengan teori Gujarat.
Bukti Pendukung Teori Persia: Beberapa bukti yang menguatkan teori Persia antara lain adanya persamaan budaya antara Islam di Persia dan di Indonesia. Contohnya adalah peringatan 10 Muharram atau Asyura, persamaan ajaran antara al-Hajj dan Syaikh Siti Jenar, sistem mengeja huruf Arab, serta persamaan batu nisan Malik Al-Shalih dengan Maulana Malik Ibrahim.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Persia: Teori Persia memiliki banyak bukti pendukung yang membuatnya dianggap sebagai teori yang benar oleh sebagian ahli sejarah. Namun, kelemahannya terletak pada masa masuknya ulama Persia ke Indonesia yang tidak sesuai dengan kondisi politik pada saat itu, terutama karena kekuasaan Islam masih berada di tangan Dinasti Umayyah di Timur Tengah.
Dengan berbagai teori yang diajukan, hingga saat ini belum ada kepastian yang jelas mengenai masuknya Islam ke Indonesia. Perdebatan dan penelitian terus dilakukan untuk mengungkap sejarah tersebut dengan lebih baik. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani