Melihat Dampak Psikologis pada Calon Legislatif yang Menghadapi Kegagalan

Ilustrasi. (F: Tinews)
Marwahkepri.com – Pelaksanaan Pemilu 2024 pada Rabu (14/2/2024) telah menyelesaikan babakannya. Selain calon presiden dan calon wakil presiden, sorotan juga tertuju pada para calon legislatif (caleg) yang bersaing untuk memperoleh posisi sebagai wakil rakyat.
Namun, realitas pahit menyertai beberapa peserta pemilu yang tidak berhasil mendapatkan banyak suara, membawa dampak psikologis yang signifikan, bahkan bisa mencapai tingkat depresi dan gangguan jiwa.
Psikiater dr Jap Mustopo Bahtiar, SpKJ, dari Mayapada Hospital, menjelaskan bahwa keluhan yang muncul pada seseorang yang mengalami gangguan mental dapat bervariasi. Terkadang, gejala ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga dapat menciptakan dampak fisik yang nyata.
Penderita mungkin mengalami cemas, kesulitan tidur, kehilangan semangat, atau bahkan mengeluhkan masalah fisik seperti sakit kepala, mual, atau sesak napas.
Lebih lanjut, dr Jap menekankan bahwa pasien yang mengalami kondisi ini seringkali mencari pengobatan dari dokter umum, spesialis jantung, atau spesialis saraf, bukan langsung ke bagian kesehatan jiwa.
Meskipun demikian, dokter dapat mendeteksi tanda-tanda awal gangguan kejiwaan dari keluhan-keluhan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan mengenai riwayat pasien, terutama yang pernah menjadi caleg, dapat membantu dalam pemeriksaan yang lebih rinci.
Menurut dr Jap, para caleg yang mengalami dampak psikologis seringkali sulit menilai kondisinya sendiri karena emosi yang tinggi dan sulit dikendalikan. Beberapa mungkin menolak diri mereka sendiri dan enggan mencari pengobatan. Hal ini dapat menyebabkan proses pengobatan menjadi berulang-ulang dan tidak efektif.
Seiring pemilu memasuki tahap berikutnya, perhatian terhadap kesejahteraan mental para peserta pemilu, khususnya caleg, menjadi penting untuk mencegah dan mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul.(Mk/detik)