Penyebab Rendahnya Konversi Motor Listrik di 2023, STNK Bodong dan Kendaraan Tidak Memenuhi Syarat

Menteri ESDM Arifin Tasrif. (F: Metapos)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa rendahnya konversi motor listrik pada tahun 2023 disebabkan oleh beberapa faktor, terutama terkait pendaftaran yang tinggi namun banyak yang tidak memenuhi syarat. Dari target sebanyak 50 ribu motor listrik, hanya sekitar 1.000 kendaraan yang berhasil mengikuti konversi.
Arifin Tasrif menyatakan bahwa meskipun banyak pendaftar untuk konversi motor listrik, banyak di antaranya tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Dalam proses seleksi, ditemukan kendaraan yang mendaftar dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang belum membayar pajak atau belum melakukan pergantian nama.
“Yang mendaftar banyak, tapi ternyata banyak yang STNK bodong,” ungkapnya dalam konferensi media di Gedung Ditjen Migas pada Jumat (16/2).
Menteri Arifin menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan proses konversi motor listrik pada tahun ini. Target konversi motor listrik untuk tahun 2024 telah dinaikkan menjadi 150 ribu kendaraan dari sebelumnya 50 ribu kendaraan pada tahun 2023.
Sebagai upaya untuk meningkatkan konversi, pemerintah akan memberlakukan berbagai langkah kemudahan, termasuk membantu pemilik kendaraan dengan STNK bodong. Salah satu solusinya adalah dengan menghapuskan pajak progresif dan memberikan insentif serupa yang telah diterapkan pada kebijakan mobil listrik.
Selain itu, pemerintah juga berencana untuk mengutamakan konversi motor listrik pada kendaraan berusia lebih tua. “Cara satu-satunya ya motor tua ini kita coba dorong untuk dikonversi,” tambah Arifin. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan konversi motor listrik dapat meningkat sesuai dengan target yang telah ditetapkan.