Pemulihan Pascabencana, Ribuan Hunian Sementara Dibangun di Aceh, Sumut dan Sumbar
Pembangunan hunian sementara di Aceh Temiang. (Foto: VOI)
JAKARTA (marwahkepri.com) — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah membangun hunian sementara (huntara) bagi masyarakat terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pembangunan dilakukan melalui Direktorat Jenderal Prasarana Strategis dengan dukungan BUMN Karya sebagai bagian dari upaya pemulihan pascabencana.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengatakan pelaksanaan pembangunan hunian sementara mengacu pada arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Saat ini, lokasi pembangunan yang telah ditetapkan berada di Aceh Tamiang dan Kabupaten Bener Meriah, dengan prioritas di Aceh Tamiang karena kesiapan lahan telah terpenuhi.
“Pelaksanaan huntara kami jalankan sesuai arahan BNPB. Prioritas diberikan kepada Aceh Tamiang karena kesiapan lahan sudah terpenuhi,” ujar Dody dalam keterangan tertulis, Selasa (30/12/2025).
Berdasarkan data Kementerian PU per 28 Desember 2025, total rumah rusak berat di tiga provinsi mencapai 47.149 unit. Dari jumlah tersebut, 29.542 unit ditangani melalui pembangunan hunian sementara, sementara 17.057 unit lainnya menerima bantuan Dana Tunggu Hunian (DTH).
Dody menegaskan, hunian sementara menjadi kebutuhan utama pada fase transisi dari tanggap darurat menuju pemulihan. Oleh karena itu, Kementerian PU terus berkoordinasi dengan BNPB untuk mempercepat pembangunan sesuai kebutuhan di lapangan.
Di Provinsi Aceh, jumlah rumah rusak berat tercatat 38.169 unit. Pemerintah membangun 28.236 unit hunian sementara atau sekitar 74 persen dari total kerusakan, sedangkan 9.996 unit lainnya memperoleh bantuan Dana Tunggu Hunian.
Salah satu lokasi pembangunan huntara berada di Kompleks DPRK Kabupaten Aceh Tamiang. Hingga Selasa (30/12/2025) pukul 11.00 WIB, satu blok hunian yang terdiri dari 12 unit modular telah memasuki tahap pembangunan rangka. Pemasangan atap dan panel dinding tengah berlangsung, sementara pondasi umpak blok kedua telah selesai dan konstruksi blok ketiga mulai dikerjakan.
“Sebanyak tujuh blok hunian yang mampu menampung sekitar 336 orang ditargetkan selesai seluruhnya pada Januari 2026,” kata Dody.
Sementara itu, di Sumatera Utara, dari total 6.322 unit rumah rusak berat, pembangunan hunian sementara mencakup 876 unit atau sekitar 14 persen. Sebanyak 4.833 unit lainnya menerima bantuan Dana Tunggu Hunian. Progres pembangunan terus didorong seiring kesiapan lahan dan logistik.
Adapun di Sumatera Barat, tercatat 2.658 unit rumah rusak berat. Pemerintah merencanakan pembangunan 430 unit hunian sementara atau sekitar 16 persen, sedangkan 2.228 unit sisanya dibantu melalui Dana Tunggu Hunian.
Hunian sementara yang dibangun dilengkapi berbagai fasilitas pendukung, seperti dapur umum, area cuci, musala, serta sarana sanitasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat selama masa penampungan.
Dari sisi konstruksi, hunian sementara menggunakan sistem modular agar pembangunan berlangsung cepat dan aman. Bangunan dirancang menggunakan rangka baja ringan, papan semen, lantai multipleks, serta atap zincalume guna menjamin kekuatan, kenyamanan, dan kelayakan huni bagi warga terdampak bencana. MK-mun/tem
Redaktur: Munawir Sani
