Rebut Senjata Penembak Bondi, Ahmed Tak Menyesal Meski Terluka Parah

momen-ahmed-al-ahmed-yang-sedang-dirawat-di-rumah-sakit-dikunjungi-oleh-premier-new-south-wales-chris-minns-yang-memujinya-seb-1765856432611_169

Momen Ahmed al Ahmed yang sedang dirawat di rumah sakit dikunjungi oleh Premier New South Wales, Chris Minns, yang memujinya sebagai "pahlawan sejati" (AFP PHOTO/NSW Premier's Department/HANDOUT)

SYDNEY(marwahkepri.com) — Ahmed al Ahmed, warga sipil Australia yang menuai pujian dunia setelah berani merebut senjata pelaku penembakan massal di Pantai Bondi, kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit usai menjalani operasi pengangkatan peluru dari tubuhnya. Meski mengalami luka tembak serius, Ahmed menyatakan tidak menyesali tindakannya dan mengaku akan melakukan hal yang sama demi menyelamatkan orang lain.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui pengacara imigrasi yang mendampinginya, Sam Issa, usai mengunjungi Ahmed di Rumah Sakit St George, Kogarah, Sydney bagian selatan, Senin (15/12/2025) malam waktu setempat. Menurut Issa, Ahmed mengalami rasa sakit luar biasa akibat luka tembak yang dideritanya.

Ahmed diketahui mengalami lima luka tembak di lengan kiri, dengan satu proyektil masih bersarang hingga menembus ke bagian belakang tulang belikat. Kondisinya disebut jauh lebih serius dari perkiraan awal karena kehilangan banyak darah, dan terdapat kekhawatiran risiko kehilangan fungsi lengan kirinya.

Sebelumnya, Ahmed dilaporkan terkena tembakan saat bergulat dengan pelaku untuk merebut senjata api ketika penembakan massal terjadi di Pantai Bondi pada Minggu (14/12/2025). Insiden tersebut menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 40 lainnya. Aksi spontan Ahmed dinilai berhasil mencegah jatuhnya korban lebih banyak.

Issa menyebut kliennya tidak menganggap dirinya sebagai pahlawan dan enggan mencari perhatian publik. Ahmed disebut hanya melakukan apa yang menurutnya benar sebagai sesama manusia di tengah situasi darurat.

Ahmed merupakan warga negara Australia keturunan Suriah yang tiba di Australia pada 2006 dan resmi memperoleh kewarganegaraan pada 2022 setelah melarikan diri dari konflik perang sipil di negaranya. Ia kini menetap di Sydney sebagai pemilik toko tembakau dan merupakan ayah dari dua anak perempuan berusia lima dan enam tahun.

Menurut Issa, Ahmed merasa memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat Australia yang telah memberinya kehidupan baru. Ia menganggap tindakannya sebagai bentuk kontribusi dan rasa terima kasih kepada negara yang menerimanya sebagai warga negara. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani