Kasus Diabetes Tipe 2 pada Anak Terus Meningkat, Pola Hidup Modern jadi Pemicu
Ilustrasi Diabetes. (Foto: CDC)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Kasus diabetes tipe 2 pada anak di Indonesia terus mengalami peningkatan dan kini menjadi ancaman kesehatan serius.
Ketua Bidang Organisasi HISOBI sekaligus Ketua Klaster Metabolic and Vascular Ageing (MVA) IMERI FKUI, dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD, menyebut pola hidup modern sebagai pemicu utama melonjaknya kasus tersebut.
“Dulu diabetes pada anak lebih dominan karena faktor genetika. Sekarang penyebab utamanya obesitas dan gaya hidup tidak sehat,” ujar Dicky dalam diskusi media Hari Diabetes Sedunia bertema ‘Obesitas Teratasi, Diabetes Terkendali’, Kamis (13/11/2025) dilansir dari Liputan6.com.
Menurutnya, konsumsi makanan tinggi gula, kurang aktivitas fisik, dan pola tidur yang buruk menyebabkan tubuh anak mengalami resistensi insulin, hingga akhirnya berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Dicky menjelaskan, diabetes tipe 2 pada anak dapat memicu komplikasi lebih cepat, seperti gangguan penglihatan, tekanan darah tinggi, hingga kerusakan organ.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai, antara lain sering buang air kecil, termasuk ngompol pada malam hari, mudah haus dan cepat lapar, berat badan turun tanpa sebab dan anak tampak lemas meski banyak makan
“Kalau anak sudah besar tapi masih sering ngompol, itu bisa jadi tanda kadar gula darah tinggi,” katanya.
Penumpukan lemak viseral di perut menjadi faktor utama resistensi insulin. Anak dengan pola makan tinggi kalori, konsumsi minuman manis, dan jarang bergerak berisiko lebih tinggi.
“Perubahan gaya hidup bisa mengembalikan sensitivitas insulin. Jangan tunggu sampai komplikasi muncul,” tegasnya.
Ia menyarankan skrining metabolik minimal setahun sekali untuk anak yang mengalami kelebihan berat badan atau memiliki riwayat diabetes dalam keluarga, meliputi pemeriksaan gula darah, tekanan darah dan kolesterol.
Dicky menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam kampanye hidup sehat.
“Kurangi makanan manis, batasi waktu di depan layar, dan ajak anak aktif bergerak setidaknya 60 menit setiap hari,” jelasnya.
Ia juga mengajak sekolah dan komunitas menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan sehat sejak dini.
“Ini adalah investasi jangka panjang untuk mencegah penyakit kronis di masa depan,” pungkasnya. MK-mun
Redaktur: Munawir Sani
