Ratusan Perempuan Jadi Korban Pemerkosaan Usai Kota El-Fasher Dikuasai Paramiliter Sudan

warga-sudan-mengungsi-setelah-kabur-dari-el-fasher-yang-jatuh-ke-tangan-paramiliter-rsf-yang-berperang-melawan-militer-sudan-1762340723392_169

Warga Sudan mengungsi setelah kabur dari El-Fasher yang jatuh ke tangan paramiliter RSF yang berperang melawan militer Sudan (REUTERS/Mohamed Jamal Purchase Licensing Rights)

KHARTOUM(marwahkepri.com) – Kekejaman kembali membayangi Sudan setelah kota El-Fasher, benteng terakhir militer Sudan di wilayah Darfur bagian barat, jatuh ke tangan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pada 26 Oktober 2025. Sejak saat itu, berbagai laporan menyebut terjadinya pembunuhan massal, kekerasan seksual, penjarahan, dan penculikan di wilayah tersebut.

“Pemerkosaan itu bergiliran, dilakukan di depan umum, dan tidak ada yang bisa menghentikannya,” ujar Amira, seorang ibu empat anak yang menjadi saksi sekaligus penyintas, kepada AFP. Ia kini tinggal di tempat penampungan sementara di Tawila, sekitar 70 kilometer dari El-Fasher.

Selama dua hari ditahan oleh pasukan RSF di desa Korma, Amira mengaku disiksa karena tidak mampu membayar biaya perjalanan aman. “Bagi yang tidak mampu membayar, mereka tidak diberi makanan, air, atau izin untuk pergi. Saat malam tiba, mereka datang memperkosa,” ungkapnya.

Anak-Anak Jadi Korban Pengganti

Amira juga menyaksikan sendiri para petempur RSF mengambil anak perempuan dari keluarga yang tidak mampu membayar uang suaka.
“Mereka berkata, ‘Kalau kalian tidak bisa membayar, kami akan mengambil anak-anak perempuan kalian.’ Anak-anak kecil pun mereka seret pergi,” tuturnya dengan suara bergetar.

Kekerasan ini menjadi salah satu episode paling kelam sejak konflik antara militer Sudan dan RSF pecah pada April 2023. Selama 18 bulan terakhir, pengepungan El-Fasher menyebabkan kelaparan dan ribuan warga sipil terjebak tanpa akses kemanusiaan.

Ratusan Perempuan Tewas dan PBB Turun Tangan

Menteri Negara untuk Kesejahteraan Sosial Sudan, Sulimah Ishaq, mengungkap sedikitnya 300 perempuan tewas pada hari jatuhnya El-Fasher, sebagian setelah mengalami kekerasan seksual.
Sementara General Coordination for Displaced People and Refugees in Darfur, organisasi kemanusiaan independen, mencatat 150 kasus kekerasan seksual sejak 26 Oktober hingga 1 November 2025.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengonfirmasi laporan mengerikan bahwa 25 perempuan diperkosa bergiliran oleh pasukan RSF di kamp pengungsi dekat Universitas El-Fasher.
“Pemerkosaan itu dilakukan di bawah todongan senjata,” ujar Seif Magango, juru bicara kantor HAM PBB. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani