Viral, Warga Batam Didatangi Tengah Malam, Ditodong Senjata dan Diminta Rp 1 Miliar

ilustrasi-kriminal_169

Ilustrasi. (Foto: Getty Images/South_agency)

BATAM (marwahkepri.com) – Seorang warga Kota Batam berinisial BJ diduga menjadi korban pemerasan yang dilakukan oleh tujuh oknum anggota TNI AD dan satu oknum anggota Polda Kepri. Dalam aksinya, para oknum tersebut disebut menodongkan senjata api dan meminta uang sebesar Rp1 miliar kepada korban.

Kuasa hukum korban, Dedi Kresyanto Tampubolon, mengatakan pihaknya telah melaporkan kasus tersebut ke Denpom 1/6 Batam, dan juga akan membuat laporan resmi ke Polda Kepri.

“Kita membuat laporan dengan pasal 368 dan 369 junto pasal 55 KUHP tentang pemerasan dengan ancaman kekerasan. Laporan sudah diterima Denpom 1/6 Batam, dan saat ini kita juga akan melapor ke Polda Kepri,” ujar Dedi, Senin (3/11/2025).

Peristiwa tersebut terjadi pada 16 Oktober 2025 sekitar pukul 22.00 WIB di rumah korban di kawasan Botania. Saat itu, BJ tengah bermain biliar bersama enam rekannya ketika delapan oknum aparat datang secara tiba-tiba tanpa surat tugas maupun penjelasan resmi.

“Mereka datang malam-malam, langsung masuk ke rumah tanpa izin, tanpa surat perintah. Mengaku dari BNN, lalu melakukan penggeledahan sambil menodong senjata,” ungkap Dedi.

Dedi menjelaskan, para oknum tersebut meminta uang Rp1 miliar agar BJ tidak diproses hukum. Karena ketakutan dan di bawah ancaman, korban akhirnya menuruti sebagian permintaan itu dengan mentransfer uang Rp 300 juta dalam dua tahap, yakni Rp 200 juta dan Rp 100 juta.

“Klien kami merasa tertekan, apalagi istrinya sedang hamil delapan bulan. Ia sampai memohon agar mereka tidak naik ke lantai dua tempat istrinya berada,” tambah Dedi.

Setelah kejadian, BJ mencoba mencari tahu identitas para pelaku dan menemukan bahwa tujuh orang merupakan anggota TNI AD, sementara satu orang lainnya adalah perwira di Polda Kepri.

“Pekerja klien kami mengenali salah satu dari mereka sebagai anggota TNI. Dari situ kami mengetahui identitas mereka,” kata Dedi.

Ia menambahkan, akibat peristiwa tersebut korban dan keluarganya mengalami trauma mendalam. Selain ditodong senjata, para oknum juga diduga menghapus rekaman CCTV di rumah korban.

“Benar, saya ditodong pistol. CCTV rumah pun dihapus, saya yang disuruh hapus di bawah ancaman,” ujar BJ saat dikonfirmasi.

BJ juga mengaku merasa semakin terancam setelah istrinya didatangi oleh beberapa orang tak dikenal saat dirinya membuat laporan ke Denpom.

“Istri saya telepon sambil menangis, minta pindah rumah karena ada orang datang lagi. Kami merasa tidak aman,” tuturnya.

BJ berharap kasus ini diproses secara adil dan transparan, serta para pelaku mendapat sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku.

“Kami ingin para oknum ini diproses pidana dan diberhentikan secara tidak hormat. Karena tindakan seperti ini mencoreng nama baik institusi penegak hukum,” tegasnya.

Terpisah, Kapendam I/Bukit Barisan, Letkol Inf Muhammad Faisal Rangkuti, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima informasi terkait kasus tersebut. Ia memastikan Polisi Militer (Pomdam) tengah melakukan penyelidikan internal.

“Beritanya sudah kami baca. Saat ini Pomdam sedang menyelidiki perkara tersebut,” ujarnya singkat.

Kasus dugaan pemerasan ini menjadi sorotan publik di Batam. Masyarakat berharap penegakan hukum berjalan objektif dan transparan agar kepercayaan terhadap institusi aparat keamanan tetap terjaga. MK-mun

Redaktur: Munawir Sani