Turkmenistan: Negeri Mewah nan Misterius yang Jarang Dikunjungi Wisatawan
Ilustrasi Turkmenistan. (f: meta)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Meski punya kota marmer yang megah, padang pasir memesona, dan situs bersejarah kelas dunia, Turkmenistan tetap menjadi salah satu negara yang paling jarang dikunjungi di dunia. Negara di Asia Tengah ini sering disebut “Dubai versi sepi”, tapi dengan aura misteri yang membuat banyak orang penasaran — sekaligus ragu untuk datang.
Menurut data pariwisata global, Turkmenistan hanya menerima sekitar 8.000–9.000 wisatawan internasional per tahun, menjadikannya salah satu negara dengan kunjungan paling sedikit di dunia. Padahal, secara geografis dan budaya, negeri ini punya segalanya untuk menarik wisatawan: keindahan alam, sejarah panjang Jalur Sutra, hingga arsitektur futuristik di ibukotanya, Ashgabat.
Kota Putih di Tengah Gurun
Ashgabat, ibukota Turkmenistan, memegang rekor Guinness sebagai kota dengan bangunan marmer putih terbanyak di dunia. Jalan-jalannya lebar dan bersih, lampu-lampunya berkilauan, dan hampir setiap gedung memiliki desain megah yang simetris. Bagi pengunjung, kota ini terasa seperti perpaduan antara museum terbuka dan kota futuristik.
Namun di balik keindahan itu, suasananya terasa sunyi. Tidak banyak orang di jalan, tidak ada lalu lintas padat, dan wisatawan asing jarang terlihat. Kota ini seperti panggung megah tanpa penonton — indah, tapi sunyi.
Keajaiban Alam dan Sejarah Kuno
Di luar kota, Turkmenistan menawarkan bentang alam yang spektakuler. Salah satu yang paling terkenal adalah Kawah Darvaza, atau yang lebih populer disebut “Pintu Neraka” (Door to Hell). Kawah besar di tengah Gurun Karakum ini terbakar terus-menerus sejak 1971 akibat kebocoran gas alam yang menyala hingga kini — menjadi pemandangan langka di dunia.
Selain itu, ada pula situs kuno Merv, kota bersejarah yang dulunya merupakan salah satu pusat penting Jalur Sutra dan kini termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO. Reruntuhan Merv menunjukkan kemegahan peradaban masa lalu, jauh sebelum lahirnya banyak kota modern di Asia Tengah.
Budaya yang Terjaga
Budaya Turkmenistan masih sangat kental dan terjaga. Warganya dikenal ramah namun tertutup terhadap orang asing. Pakaian tradisional, musik rakyat, dan festival kuda Akhal-Teke — ras kuda yang terkenal karena keindahan bulunya yang berkilau — menjadi bagian penting kehidupan masyarakat.
Kain tradisional dan karpet Turkmenistan juga terkenal di dunia, dengan motif khas yang menjadi simbol identitas setiap suku. Di pasar-pasar lokal, pengunjung bisa menemukan karpet buatan tangan yang indah, hasil kerja pengrajin dengan teknik turun-temurun.
Kenapa Jarang Dikunjungi?
Ada beberapa alasan mengapa Turkmenistan jarang dikunjungi wisatawan.
Pertama, kebijakan visa yang ketat. Hampir semua wisatawan asing harus menggunakan agen resmi dan mengikuti tur yang sudah disetujui pemerintah. Visa mandiri sangat sulit didapat, dan izin perjalanan ke beberapa wilayah bisa dibatasi.
Kedua, akses transportasi terbatas. Hanya ada beberapa penerbangan internasional yang masuk ke Ashgabat, dan biaya perjalanan relatif tinggi untuk destinasi yang belum banyak dikenal.
Ketiga, kurangnya promosi pariwisata. Meski punya banyak daya tarik, Turkmenistan belum aktif memasarkan wisatanya ke dunia luar.
Namun bagi petualang sejati, justru di situlah daya tariknya. Turkmenistan menawarkan pengalaman langka — perjalanan ke negeri yang megah, misterius, dan masih belum tersentuh arus wisata massal. MK-mun
Redaktur : Munawir Sani
