Dari 33 Jadi 10 Kota: Pemerintah Pilih Daerah Siap Jalankan Proyek Energi Sampah

Gunung sampah. (f: antara)
JAKARTA (marwahkepri.com) — Pemerintah mulai mengubah pendekatan dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Jika sebelumnya menargetkan pembangunan di 33 kota, kini fokus diarahkan pada 10 daerah yang dinilai benar-benar siap menjalankan proyek waste to energy (WTE).
CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, mengatakan keputusan ini diambil agar proyek berjalan lebih realistis dan efektif, bukan sekadar mengejar jumlah lokasi.
“Kami ingin memastikan proyek ini benar-benar berjalan. Karena itu, hanya daerah yang siap dari sisi pasokan sampah, lahan, dan infrastruktur yang bisa masuk tahap pembangunan,” ujar Rosan di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Ia menjelaskan, dari hasil evaluasi bersama sejumlah kementerian dan lembaga, hanya sepuluh daerah yang memenuhi syarat minimum pasokan 1.000 ton sampah per hari serta memiliki kesiapan teknis dan dukungan daerah.
Kesepuluh kota itu yakni Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, dan Makassar. “Targetnya, dalam dua tahun pembangunannya sudah harus selesai,” kata Rosan.
Proyek yang seluruhnya menggunakan skema investasi swasta itu telah menarik minat besar investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Hingga saat ini tercatat 107 pendaftar, terdiri dari 53 perusahaan nasional dan 54 dari mancanegara.
Menurut Rosan, pemerintah ingin menjadikan proyek PLTSa sebagai etalase investasi hijau Indonesia, dengan melibatkan sektor swasta dan teknologi ramah lingkungan. “Kita dorong agar mereka yang ikut memiliki pengalaman dan teknologi yang sudah terbukti,” ujarnya.
Sebelumnya, kebutuhan investasi untuk proyek PLTSa di 33 kota diperkirakan mencapai Rp91 triliun, dengan nilai per proyek mencapai Rp2–3 triliun. Meskipun jumlah lokasi berkurang, pemerintah yakin pendekatan selektif ini akan menghasilkan proyek yang lebih efisien dan berdampak nyata terhadap pengelolaan sampah perkotaan.
Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi transisi energi Indonesia menuju bauran energi bersih. PLTSa diharapkan tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menjadi sumber energi alternatif yang berkelanjutan di masa depan. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani