MTsN 2 Natuna Sulap Limbah Jadi Seni, Angkat Tema “Natuna dari Alam ke Budaya”

Siswa MTsN 2 Natuna berfoto bersama usai menampilkan kostum daur ulang bertema “Natuna dari Alam ke Budaya” pada Karnaval Budaya HUT Kabupaten Natuna ke-26 di Pantai Piwang, Minggu (12/10/2025). (f: nang)
NATUNA(marwahkepri.com) – Dari tumpukan kardus bekas di pojok kelas, lahirlah karya seni yang menakjubkan. Para siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Natuna menjadikan bahan daur ulang sebagai medium ekspresi dalam Karnaval Budaya HUT Kabupaten Natuna ke-26 yang digelar di Pantai Piwang, Minggu (12/10/2025).
Di bawah bimbingan para guru, siswa-siswi madrasah tersebut menunjukkan bahwa kreativitas tak selalu bergantung pada bahan mahal.
“Kami ingin menumbuhkan semangat berkarya dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar,” ujar Johan, Humas MTsN 2 Natuna sekaligus pembina kegiatan.
Selama dua minggu, empat kelompok yang masing-masing terdiri dari empat guru pembina dan sejumlah siswa bekerja sama dalam suasana gotong royong. Kardus bekas, botol plastik, dan kertas menjadi bahan utama. Untuk memperkuat struktur dan memperindah tampilan, mereka menambahkan bahan pendukung seperti kain, kawat besi, cat semprot (pilox), dan lem serbaguna.
Mengusung tema “Natuna dari Alam ke Budaya”, karya mereka menggambarkan kekayaan sumber daya dan tradisi masyarakat kepulauan. Setiap kelompok menampilkan unsur berbeda — mulai dari hewan laut, kehidupan nelayan, kuliner khas, hingga tanaman cengkeh sebagai simbol hasil bumi lokal.
“Semua ide kami ambil dari lingkungan sekitar. Anak-anak ingin menunjukkan bahwa Natuna punya keindahan dan potensi besar, baik dari laut maupun darat,” lanjut Johan.
Tak hanya parade kreatif, kegiatan ini juga menjadi pembelajaran kontekstual tentang pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular, serta menanamkan rasa bangga terhadap budaya daerah. Para penonton dibuat kagum oleh parade kostum unik berbahan kardus: mulai dari replika ikan raksasa, perahu nelayan mini, gurita, bintang laut, hingga busana bertema cengkeh dan laut biru.
Bagi para guru, kegiatan ini bukan sekadar lomba, melainkan laboratorium karakter dan kolaborasi.
“Nilai utama yang kami tanamkan adalah kerja sama, ketekunan, dan cinta lingkungan,” tambah Johan.
Melalui karya sederhana namun sarat makna ini, MTsN 2 Natuna membuktikan bahwa kreativitas dan cinta lingkungan dapat berjalan seiring. Dari kardus bekas, tumbuh semangat mencintai alam dan budaya — refleksi kecil tentang Natuna yang terus berkreasi menjaga jati diri di tengah arus zaman. MK-nang
Redaktur : Munawir Sani