Mahasiswa STAI Natuna Tampilkan Kostum Daur Ulang di Karnaval Budaya HUT ke-26 Kabupaten Natuna

Mahasiswa STAI Natuna berpose dengan kostum bertema Burung Serindit, Ikan Napoleon, dan Gasing usai mengikuti Lomba Karnaval Budaya HUT ke-26 Kabupaten Natuna yang dihadiri Bupati Cen Sui Lan, Minggu (12/10/2025). (f: nang)
RANAI (marwahkepri.com) – Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Natuna, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna turut ambil bagian dalam Lomba Karnaval Budaya yang digelar oleh Pemerintah Daerah, Minggu (12/10/2025) pagi.
Kegiatan yang dimulai pukul 09.30 WIB ini mengusung tema “Natuna Samudera Budaya” dan dihadiri langsung oleh Bupati Natuna Cen Sui Lan. Lebih dari 13 peserta dari berbagai organisasi, komunitas, pelajar, dan masyarakat ikut memeriahkan karnaval yang berlangsung meriah di pusat kota Ranai.
Mahasiswa STAI Natuna menurunkan enam peserta yang mengenakan tiga tema kostum kreatif, yaitu Burung Serindit (Bayan), Ikan Napoleon, dan Gasing, yang seluruhnya dibuat dari bahan mudah terurai dan daur ulang.
Presiden Mahasiswa STAI Natuna, Muhammad Raus, mengapresiasi dukungan kampus serta antusiasme para mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan budaya tersebut.
“Saya berterima kasih kepada pihak kampus yang telah mendukung partisipasi kami. Lomba ini menjadi ajang mempererat silaturahmi antar mahasiswa sekaligus menumbuhkan ide-ide kreatif dan positif. Semoga Natuna semakin maju dan jaya,” ujarnya.
Sementara itu, Amelia Novianti, selaku ketua pelaksana pembuatan kostum, menjelaskan bahwa proses pembuatan kostum melibatkan seluruh peserta secara aktif, mulai dari perencanaan desain, pengumpulan bahan, hingga proses perakitan dan finishing.
“Kami menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan seperti kertas nasi, kain bekas, dan styrofoam daur ulang. Seluruh peserta berpartisipasi aktif dan belajar banyak hal tentang kerja sama, komunikasi, serta tanggung jawab,” kata Amelia.
Salah satu mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Roy Herlambang, yang menjadi perancang utama desain tiga kostum karnaval, mengungkapkan bahwa pembuatan kostum membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar.
“Prosesnya memakan waktu beberapa hari dan menguras ide serta tenaga. Tapi saya senang bisa berkontribusi dan bekerja sama dengan teman-teman. Kalah menang bukan tujuan utama, yang penting kami sudah berproses dan berkarya,” tutur Roy.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta STAI Natuna serta makan bersama sebagai bentuk kebersamaan dan rasa syukur atas terselenggaranya karnaval budaya yang meriah dan penuh semangat. MK-nang
Redaktur : Munawir Sani