Terungkap, 11 Aplikasi Populer di Hp Ternyata Buatan Israel

Aplikasi buatan Israel sangat populer di dunia, termasuk Indonesia. AFP PHOTO / THOMAS COEX
JAKARTA (marwahkepri.com) – Sejumlah aplikasi mobile populer yang banyak digunakan di perangkat Android maupun iPhone ternyata berasal dari pengembang Israel. Sebagian besar perusahaan pembuat aplikasi tersebut didirikan oleh alumni Unit 8200, divisi elit militer Israel yang dikenal fokus pada pengawasan, enkripsi, dan perang siber.
Dilaporkan TechTrends, kategori aplikasi buatan eks anggota intelijen Israel itu cukup beragam, mulai dari editor foto, gim kasual, aplikasi navigasi, hingga layanan transportasi publik. Bahkan, beberapa di antaranya cukup populer di Indonesia, seperti aplikasi peta digital Waze dan aplikasi pemetaan transportasi umum Moovit.
Perusahaan-perusahaan tersebut kerap mendapat sorotan karena diduga menyisipkan iklan tersembunyi (adware), pelacak, hingga mengumpulkan data pribadi pengguna. Dalam beberapa kasus, aplikasi yang semula berbasis open source berubah menjadi platform yang sangat dimonetisasi setelah diakuisisi perusahaan Israel.
Karena integrasi yang mendalam di perangkat mobile, banyak pengguna tidak menyadari bahwa aplikasi yang mereka pakai sehari-hari sebenarnya dikembangkan oleh perusahaan dengan latar belakang intelijen Israel. Sejumlah aplikasi bahkan diam-diam mengubah kebijakan privasi setelah akuisisi, menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut mengenai sejauh mana data pengguna terekspos.
Meski praktik mereka kerap dikritik, popularitas aplikasi-aplikasi tersebut justru meningkat. Hal ini tak lepas dari strategi pemasaran agresif, belanja iklan besar, serta kerja sama dengan perusahaan raksasa teknologi global seperti Google dan Facebook.
Berikut daftar aplikasi buatan Israel yang populer diunduh:
-
ZipoApps – didirikan mantan agen Unit 8200
-
Bazaart – didirikan mantan intelijen IDF
-
Lightricks – salah satu pendirinya masih aktif di Unit 8200
-
Supersonic – CEO-nya eks petinggi militer Israel
-
Playtika – didirikan oleh putra mantan Kepala Staf IDF
-
Crazy Labs – seluruh pendirinya masih terhubung dengan IDF
-
Moovit – dibangun veteran unit siber Mamram
-
CallApp – pendirinya pernah bertugas 3 tahun di Unit 8200
-
Gett – didirikan eks pejabat Unit 8200
-
Waze – lahir dari mantan engineer Unit 8200
-
Fooducate – didirikan mantan pilot Angkatan Udara Israel
Hubungan erat antara dunia militer Israel dengan perusahaan teknologi sipil memperlihatkan betapa kuatnya strategi negara tersebut dalam memperluas pengaruh global melalui jalur digital. Alumni Unit 8200 tidak hanya berperan sebagai pengembang aplikasi, tetapi juga ahli keamanan siber dengan pengalaman panjang di bidang intelijen.
Kondisi ini menimbulkan kontroversi, terutama di tengah meningkatnya kritik internasional terhadap aksi militer Israel di Gaza dan Tepi Barat. Para pengkritik menilai pendapatan dari aplikasi-aplikasi tersebut secara tidak langsung turut menopang kekuatan militer dan pengawasan Israel.
Gerakan global Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) kini mulai memperluas fokus ke ranah digital. Mereka mendorong masyarakat untuk menghapus aplikasi buatan intelijen Israel dari ponsel mereka sebagai bentuk konsistensi etika dalam konsumsi teknologi.
Bagi pengguna yang ingin lebih berhati-hati, ada sejumlah langkah untuk menghindari aplikasi berpotensi bermasalah. Caranya antara lain memeriksa nama pengembang di toko aplikasi resmi, menelusuri profil perusahaan lewat LinkedIn atau Crunchbase, memilih alternatif open-source, serta mendukung pengembang independen yang transparan dalam praktik perlindungan data. MK-cnn
Redaktur : Munawir Sani