OPINI | Kepulauan Riau sebagai Pusat Maritim Berdaya Saing Global

Oleh Encik Ryan Pradana Fekri, ST.,M.PWK.
PROVINSI Kepulauan Riau (Kepri) bukan sekedar gugusan pulau di ujung barat Indonesia. Provinsi ini adalah episentrum strategis dengan potensi besar sebagai kawasan maritim unggulan di Indonesia. Terletak di jantung pelayaran internasional Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan Singapura, Malaysia, dan Vietnam, membuat Kepri memiliki keunggulan geostrategis dan menjadi pintu gerbang perdagangan internasional. Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal karena masih banyak tantangan yang harus dibenahi. Melalui penguatan sektor maritim yang terintegrasi, Kepri dapat menjadi episentrum ekonomi maritim Indonesia yang berdaya saing global.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II-2025, menunjukkan bahwa kontribusi Kepri terhadap perekonomian Regional Sumatera sebesar 7,18% dan merupakan provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sumatera. Pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan II-2025 saat ini berada di angka 7,14% mengalami peningkatan dari triwulan I-2025 sebesar 5,16%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan positifnya trend perekonomian Kepri ini tidak lepas dari pesatnya perkembangan sektor industri dan perdagagan. Letaknya yang berada di jalur perdagangan internasional Selat Malaka dan jalur ALKI I sehingga menjadikan provinsi ini sebagai “frontier economy” yang memiliki keuntungan strategis.
Data pertumbuhan ekonomi yang impresif tersebut membuktikan bahwa keunggulan lokasi strategis Kepri bukan hanya sekedar potensi semata, melainkan telah benar-benar berkontribusi langsung terhadap pembangunan ekonomi. Fakta ini semakin memperkuat argumen bahwa posisi geografis sebagai “frontier economy” yaitu sebuah konsep yang merujuk pada wilayah perbatasan dengan akses preferensial kepada pasar global (Romer, 1990) hal ini secara nyata menjadi aset strategis berharga bagi Kepri. Data statistik pertumbuhan ekonomi Kepri tersebut menemukan relevansi teoritis dengan teori “Strategic Location Advantage” yang dikemukakan oleh Porter (1998) mengenai keuntungan kompetitif suatu lokasi.
Teori “Strategic Location Advantage” oleh Porter (1998) menjelaskan bahwa wilayah dengan lokasi geografis strategis memiliki peluang besar menjadi hub ekonomi jika didukung oleh kebijakan yang tepat. Teori tersebut sangat relevan dengan kondisi Kepri, letak geografis yang strategis dapat dimanfaatkan untuk memperkuat posisi sebagai gerbang perdagangan internasional yang menghubungkan dengan dunia. Namun, untuk mewujudkan hal ini, diperlukan langkah-langkah konkret dalam pengembangan infrastruktur pelabuhan modern, fasilitas bongkar muat yang dapat mempercepat arus logistik, sistem logistik yang efisien serta kompetitif, peningkatan kualitas sumber daya manusia serta kebijakan yang mendukung pengembangan Kepri sebagai pusat kegiatan perdagangan internasional.
Teori lain yang relevan adalah “New Economic Geography” Paul Krugman (1991) yang menekankan pada pentingnya skala ekonomi (economic of scale) dan efek aglomerasi. Kepri berpotensi menjadi ‘core region’ atau wilayah inti yang dapat menarik industri, investasi, dan tenaga kerja terampil dari wilayah sekitarnya (periphery), jika mampu menyediakan infrastruktur dan iklim investasi yang unggul. Selain itu, konsep “Blue Economy” yang dipopulerkan oleh Gunter Pauli dalam bukunya yang berjudul “The Blue Economy” menekankan perlunya pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan dan inovatif, yang menciptakan multiple revenue streams dan zero waste. Konsep ini menjadi landasan ideal bagi pengembangan industri maritim Kepri yang tidak hanya mengejar pertumbuhan tetapi juga keberlanjutan.
Tantangan dan Strategi Pengembangan Kepri sebagai Pusat Maritim Terintegrasi yang Berdaya Saing Global
- Infrastruktur Pelabuhan dan Konektivitas sebagai Kunci Pengembangan
Salah satu tantangan utama yang perlu dibenahi adalah penyediaan infrastruktur pelabuhan yang memadai untuk menampung volume perdagangan dengan kapasitas tinggi. Perlu modernisasi infrastruktur pelabuhan serta peningkatan kapasitas pelabuhan-pelabuhan di Kepri agar mampu bersaing dengan pelabuhan internasional yang ada di Singapura dan Malaysia. Penyediaan fasilitas bongkar muat yang mumpuni juga sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan mempercepat arus logistik. Adanya infrastruktur pelabuhan yang memadai maka dapat menjadi katalisator untuk memperkuat posisi Kepri sebagai transshipment hub di jalur pelayaran Selat Malaka. Selain itu, konektivitas antarpulau di Kepri harus diperkuat guna mendukung distribusi barang yang lebih efisien agar dapat menghidupkan rantai pasok industri sektor maritim.
- Peningkatan Daya Saing SDM serta Dukungan Inovasi Digital
Kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam meningkatkan daya saing Kepri di kancah regional maupun global. Meskipun Kepri memiliki akses yang dekat dengan negara maju, tingkat produktivitas tenaga kerja masih perlu ditingkatkan secara signifikan. Penting untuk melakukan upaya komprehensif seperti pelatihan dan pendidikan vokasi di bidang maritim serta logistik untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten. Transformasi digital di sektor maritim dan logistik harus dipercepat melalui pemanfaatan teknologi blockchain dalam pelacakan barang, artificial intelligence (AI) untuk efisiensi bongkar muat barang, serta platform digital pada aktivitas perdagangan agar dapat meningkatkan transparansi dan kecepatan layanan.
- Penguatan Industri Maritim dan Ekonomi Biru
Kepri perlu terus mendorong pengembangan industri maritim berbasis blue economy yang berkelanjutan. Potensi kelautan dan perikanan serta pariwisata bahari dapat menjadi penggerak utama perekonomian. Pengembangan industri perikanan modern dan pengolahan hasil laut bernilai tambah tinggi akan berkontribusi untuk meningkatkan PDRB. Kemudian Kepri juga memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata bahari, dengan pesona keindahan alam bahari dan pantai-pantai eksotis yang tersebar di wilayah kepulauannya dapat menjadi destinasi wisata unggulan yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
- Kebijakan Pemerintah dan Sinergi Regional
Peran kebijakan pemerintah pusat dan daerah serta sinergi regional menjadi faktor penentu dalam mewujudkan Kepri sebagai Pusat Maritim Indonesia Berdaya Saing Global. Pemerintah pusat maupun daerah harus mempercepat implementasi kebijakan yang mendorong investasi di sektor maritim, termasuk penyederhanaan perizinan, insentif fiskal bagi investor, serta penguatan regulasi yang mendukung efisiensi logistik. Selain itu pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) butuh dioptimalkan untuk menarik lebih banyak investasi dan meningkatkan aktivitas perdagangan. Adanya sinergi antar kabupaten dan kota di Kepri juga penting untuk menciptakan rantai pasok yang terintegrasi dan memperkuat peran maupun posisi Kepri sebagai pusat logistik regional.
Menuju Masa Depan Gemilang
Provinsi Kepulauan Riau harus benar-benar mengarahkan kemudi pada titik penting untuk mencapai masa depan yang gemilang. Dengan letaknya yang strategis, potensi ekonomi dan trend pertumbuhan ekonomi yang positif, serta dukungan kebijakan yang tepat, Kepri memiliki peluang besar untuk menjadi gerbang sekaligus pusat maritim Indonesia yang berdaya saing global. Langkah-langkah seperti modernisasi infrastruktur pelabuhan, peningkatan daya saing SDM, adopsi teknologi digital, dan penguatan industri berbasis kelautan harus dilakukan secara terintegrasi. Sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat juga kunci untuk memastikan pembangunan yang konsisten dan berkelanjutan. Jika seluruh potensi ini dapat dimaksimalkan, Kepri tidak hanya berpeluang menjadi gerbang maritim Indonesia tetapi juga dapat bertransformasi menjadi hub maritim berdaya saing global khususnya di Kawasan Asia Tenggara.
Encik Ryan Pradana Fekri, ST.,M.PWK.___ aktif sebagai Praktisi di bidang Perencanaan Wilayah dan Kota dan juga merupakan Pengajar di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, ITENAS Bandung serta merupakan anggota dari Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia.