IMG_7429

Gubernur Kepri Ansar Ahmad ditemani Wagub Nyanyang Haris Pratamura bersama delegasi China Road and Bridge Corporation (CRBC) di Gedung Daerah Tanjungpinang, Rabu (27/8/2025). (Foto: Diskominfo Kepri)

TANJUNGPINANG (marwahkepri.com) – Jembatan Batam-Bintan digadang-gadang sebagai motor baru penggerak ekonomi Kepulauan Riau. Infrastruktur ini diprediksi mampu memperlancar mobilitas barang dan jasa, memangkas biaya logistik, serta membuka peluang investasi di sektor industri, perdagangan, hingga pariwisata.

Keseriusan pembangunan jembatan ini mendapat sinyal positif setelah China Road And Bridge Corporation (CRBC), perusahaan konstruksi raksasa asal Tiongkok, menyatakan minatnya menjajaki peluang investasi. Hal tersebut disampaikan langsung dalam audiensi dengan Wakil Gubernur Kepri Nyanyang Haris Pratamura di Gedung Daerah Tanjungpinang, Rabu (27/8).

Delegasi CRBC yang hadir langsung, antara lain Deputy General Manager Shi Yao Hua, Marketing Manager Li Honghe, dan Business Development Engineer Kelvin Gostalin. Turut mendampingi pula perwakilan dari KPN Corp, yaitu Business Development Renewable Energy Head Lian Pongoh, serta perwakilan Yero Energy Indonesia, Slamet Riyanto.

CRBC sendiri merupakan anak perusahaan dari China Communications Construction Company (CCCC) yang telah berpengalaman mengerjakan berbagai proyek rekayasa sipil kelas dunia. Di Indonesia, jejaknya sudah terlihat pada pembangunan sejumlah proyek strategis, seperti Jembatan Suramadu, Jembatan Tayan, Tol Solo–Kertosono, hingga Tol Cisumdawu.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan (PUPP) Provinsi Kepri Rodi Yantari memaparkan konsep Jembatan Batam-Bintan yang dirancang dengan panjang total 14,74 kilometer. Dari total tersebut, panjang jembatannya mencapai 7,68 kilometer, sementara jalan penghubungnya sepanjang 7,06 kilometer. Dengan panjang ini, Jembatan Batam-Bintan akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia, melampaui Jembatan Suramadu di Jawa Timur.

Rodi menjelaskan, sejumlah kewajiban pemerintah daerah telah diselesaikan, antara lain perencanaan teknis DED, dokumen lingkungan, dokumen Andalalin, izin vertikal clearance, pengadaan lahan, izin pinjam pakai kawasan hutan, serta review DED. “Saat ini pemerintah pusat tengah melakukan review DED dan soil investigation untuk mendapatkan estimasi biaya pembangunan Jembatan Batam-Bintan,” terangnya.

“Arus kendaraan antara Batam dan Bintan akan jauh lebih lancar karena selama ini hanya mengandalkan kapal penyeberangan Roro. Dengan adanya jembatan, arus barang dan orang semakin lancar, sehingga perputaran ekonomi di Kepri semakin menguat dan memberikan multiplier effect bagi sektor lainnya,” ujar Nyanyang.

Sementara itu, Lian Pongoh dari KPN Corp menyampaikan komitmennya untuk mendukung upaya percepatan pembangunan Jembatan Batam-Bintan dengan melibatkan CRBC sebagai mitra potensial. “Kami melihat Jembatan Batam-Bintan ini sebagai proyek strategis yang bukan hanya menghubungkan dua pulau besar, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat Kepri,” ungkapnya.

Nyanyang juga memastikan bahwa Pemprov Kepri akan terus aktif melobi pemerintah pusat agar proyek ini masuk prioritas nasional. Disebutkannya, Gubernur Kepri Ansar Ahmad telah melakukan pembicaraan intensif dengan Kementerian PUPR terkait aspek teknis maupun pembiayaan pembangunan.

Dengan dukungan pemerintah pusat, keterlibatan investor global, serta semangat besar masyarakat Kepri, proyek Jembatan Batam-Bintan diharapkan segera terwujud sebagai simbol konektivitas dan akselerasi pembangunan ekonomi Kepulauan Riau. MK-rah

Redaktur: Munawir Sani