Pengalaman Mengerikan Orang dalam Koma, Ada yang Ngaku Bisa Terbang

68354e6c34c0c

Ilustrasi koma. (f: net)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Sebuah unggahan viral di media sosial Threads mengungkapkan pengalaman orang-orang yang pernah mengalami koma. Meski dari luar terlihat tenang, nyatanya tak ada satupun yang mengaku memiliki pengalaman menyenangkan selama dalam kondisi tersebut.

Beberapa orang menceritakan sensasi aneh yang mereka alami, mulai dari merasa berada di garis waktu berbeda, bertemu orang dari masa lalu, hingga mimpi-mimpi yang terasa nyata.

“Saya seperti terlempar ke ruang angkasa, benar-benar diuji secara spiritual oleh sesuatu. Rasanya seperti mimpi aneh tanpa akhir, tapi nyata. Namun saya berhasil bertahan,” kata salah satu netizen, dikutip dari Daily Mail, Selasa (19/8/2025).

Ada juga yang mengaku tetap bisa mendengar perawat, musik di ruang perawatan, bahkan doa dari orang-orang tercinta meski tubuh tak bisa merespons. “Saya sadar, tapi tubuh benar-benar mati. Saya ingin bicara, tapi tidak bisa,” kata seorang netizen lain.

Kisah ini serupa dengan pengalaman Martin Pistorius (49), pria asal Afrika Selatan yang pernah koma selama 12 tahun akibat tuberkulosis otak. Ia mengaku bisa mendengar, melihat, dan memahami segalanya di sekitarnya, namun tak memiliki kendali atas tubuhnya.

“Perasaan tidak berdaya itu adalah hal terburuk yang pernah saya alami. Rasanya seperti hidupmu sepenuhnya ditentukan orang lain,” ujarnya kepada Mirror.

Secara medis, koma merupakan kondisi tidak sadar di mana seseorang tidak responsif dan tidak bisa dibangunkan. Aktivitas otak minimal, dan dalam beberapa kasus, pasien bahkan tidak bisa bernapas atau menelan tanpa bantuan alat.

Koma bisa disebabkan cedera kepala, stroke, atau kondisi medis lain. Dokter juga bisa membuat pasien dalam kondisi induced coma di ICU untuk melindungi otak dari kerusakan lebih lanjut, misalnya setelah serangan jantung atau kejang berkepanjangan.

Kondisi koma bisa berlangsung singkat hingga bertahun-tahun, dan pengalaman tiap orang bisa sangat berbeda. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani