Mark Zuckerberg Borong 11 Rumah, Tetangga: Seperti Menjajah Lingkungan

Ini Tim Megabintang AI Bentukan Zuckerberg untuk Libas ChatGPT. Foto: REUTERS/Laure Andrillon
PALO ALTO (marwahkepri.com) – Selama beberapa dekade, lingkungan elit Crescent Park di Palo Alto menjadi tempat tinggal impian di California. Para dokter, pengacara, eksekutif bisnis, dan profesor Universitas Stanford menempati rumah-rumah menawan di sana, saling akrab, dan sering mengadakan pertemuan. Namun ketenangan itu berubah sejak Mark Zuckerberg pindah 14 tahun lalu. Banyak warga pergi setelah rumah mereka dibeli pendiri Facebook tersebut.
Meski hampir tak pernah terlihat, Zuckerberg yang kini memiliki kekayaan USD 270 miliar disebut menghabiskan lebih dari USD 110 juta untuk membeli setidaknya 11 rumah. Ia menawarkan harga hingga dua atau tiga kali lipat nilai pasar, bahkan mencapai USD 14,5 juta per unit. Lima rumah diubah menjadi kompleks pribadi untuk dirinya, istrinya Priscilla Chan, dan ketiga putri mereka, lengkap dengan rumah tamu, taman, lapangan, kolam renang, dan ruang bawah tanah luas yang tetangga sebut sebagai bunker atau gua kelelawar.
Pembangunan yang berlangsung selama delapan tahun memenuhi jalan dengan alat berat dan kebisingan. “Tidak ada lingkungan yang ingin dijajah. Tapi itulah yang mereka lakukan,” ujar Michael Kieschnick, tetangga yang rumahnya berbatasan di tiga sisi dengan properti Zuckerberg. Ia dan beberapa warga menilai sang miliarder seperti mengambil alih Crescent Park dan menyayangkan sikap pemerintah kota Palo Alto yang dinilai ceroboh memberi izin.
Pemerintah kota tercatat mengeluarkan 56 izin untuk properti Zuckerberg. Meski pembangunan sempat terhenti, warga khawatir akan ada proyek baru. Mereka mengeluhkan jalan masuk terblokir, ban kempes akibat puing, kaca spion terbentur peralatan, dan jalan tertutup truk pengangkut logistik pesta. Pesta mewah yang diadakan Zuckerberg kerap disertai layanan parkir valet, musik bising, dan tamu dengan busana formal atau kostum.
Sejumlah tetangga juga mengeluhkan sikap tertutup Zuckerberg. “Kami mencoba mengajaknya bergabung. Selalu ditolak,” kata Peter Forgie, pensiunan pengacara yang sudah 20 tahun tinggal di Crescent Park. Meski begitu, staf Zuckerberg kadang berusaha menjaga hubungan baik dengan mengirim hadiah kepada warga, mulai dari anggur bersoda, cokelat, donat Krispy Kreme, hingga headphone peredam bising. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani