Ekonomi Kuartal II-2025 Diramal Lesu, Pertumbuhan Diperkirakan di Bawah 5 Persen

Istana Kepresidenan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), Ibu Kota Nusantara (IKN)(KOMPAS.com/HILDA B ALEXANDER)
JAKARTA (marwahkepri.com) – Menjelang rilis resmi data produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2025 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (5/8/2025), sejumlah ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan menembus angka 5%.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, memperkirakan pertumbuhan hanya berada di kisaran 4,5–4,7% secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal I-2025 yang mencatatkan 4,87%.
“Pertumbuhan kuartal II-2025 di kisaran 4,5–4,7% yoy, karena tidak ada lagi pendorong musiman setelah lebaran, sementara daya beli sedang lesu,” ujar Bhima, Senin (4/8/2025).
Bhima juga menyoroti tekanan terhadap sektor manufaktur yang tercermin dari indeks PMI manufaktur Indonesia di angka 49,2 pada Juli 2025. Meski naik dibandingkan bulan sebelumnya (46,9), indeks tersebut masih di bawah ambang batas 50 yang menunjukkan aktivitas manufaktur masih mengalami kontraksi.
“PMI masih kontraksi, lapangan kerja melemah, dan sebagian industri tengah bersiap efisiensi akibat tekanan dari tarif AS dan lonjakan impor,” lanjut Bhima.
Senada, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II berada di kisaran 4,7–4,8% yoy. Menurutnya, tekanan terbesar datang dari konsumsi rumah tangga yang belum pulih, serta belanja pemerintah yang diperkirakan masih mengalami kontraksi.
“Belanja pemerintah diperkirakan masih tumbuh minus 1%, ini turut menekan pertumbuhan. Net ekspor juga tidak signifikan karena surplus perdagangan menyusut,” ungkap Faisal.
Namun, Faisal menyebut bahwa sisi investasi diperkirakan menunjukkan perbaikan dibandingkan kuartal sebelumnya, meski belum cukup signifikan.
“Pertumbuhan investasi diperkirakan di atas 3%, namun belum cukup kuat untuk mendorong ekonomi secara keseluruhan,” tutupnya. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani