Anak Petani Sagu Asal Lingga Lolos Jadi Anggota TNI AD, Bukti Tak Ada Kata Mustahil untuk Bermimpi

IMG-20250726-WA0000

LINGGA (marwahkepri.com) – Kabar menggembirakan datang dari pelosok Desa Musai, Kecamatan Lingga. Seorang pemuda bernama Aryo, berhasil mengukir prestasi luar biasa dengan lolos seleksi sebagai anggota Tamtama TNI Angkatan Darat (AD). Prestasi ini menjadi kebanggaan besar, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga masyarakat desa yang mengenalnya sebagai pemuda gigih dan tak mudah menyerah.

Aryo bukan berasal dari keluarga berada. Ia adalah putra dari Umizar, seorang petani sagu yang sehari-hari bekerja di tengah rawa dan kebun sagu demi menghidupi keluarganya. Sementara ibunya, Julita, adalah seorang penjual makanan di warung kecil milik mereka di Desa Musai. Meski hidup dalam kesederhanaan, semangat kedua orang tua Aryo tak pernah luntur dalam mendorong dan mendukung anaknya untuk menggapai cita-cita.

Bagi Aryo, menjadi anggota TNI AD adalah impian yang telah ia perjuangkan sejak lama. Ia telah mengikuti berbagai seleksi, mulai dari rekrutmen kepolisian hingga TNI Angkatan Laut. Total lima kali ia mencoba peruntungannya, dan semua sempat berakhir dengan kegagalan. Namun, semangatnya tak surut. Ia terus berlatih, memperbaiki kekurangan, serta menjaga disiplin dan kondisi fisiknya dengan tekun.

“Saya percaya, tidak ada kegagalan yang benar-benar gagal jika kita tidak berhenti mencoba. Saya bangga bisa membuktikan bahwa anak petani sagu pun bisa menjadi bagian dari TNI,” ujar Aryo dengan penuh haru.

Kabar kelulusan Aryo sebagai Tamtama TNI AD menjadi perbincangan hangat dan mengundang banyak ucapan selamat dari warga desa. Banyak yang menilai keberhasilan Aryo adalah bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih cita-cita, asal dibarengi dengan tekad, kerja keras, dan dukungan keluarga.

“Kami sangat bangga. Aryo adalah anak yang sopan, pekerja keras, dan tidak mudah menyerah. Dia membawa nama baik desa dan memberi semangat bagi anak-anak muda lain di sini,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Desa Musai.

Kini, Aryo bersiap menjalani pendidikan militer sebagai Tamtama TNI AD. Orang tuanya pun tak kuasa menahan tangis bahagia. Di tengah keringat dan jerih payah mereka mengolah sagu dan menjajakan makanan di warung kecil, buah dari perjuangan itu kini mulai mereka petik.

Kisah Aryo menjadi bukti bahwa kesuksesan tidak mengenal batas ekonomi atau latar belakang sosial. Ia adalah simbol bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari desa, dari keluarga sederhana, dan dari semangat juang yang tidak pernah padam. (Mk/willy)