Aktivis Lingkungan Bentang Poster Save Harimau Sumatera Saat Gubernur Riau Baca Puisi di Panggung KalaMusika 2025

Aksi teatrikal pembentangan lima poster peringatan tentang nasib tragis Harimau Sumatera. termasuk satu poster yang langsung diserahkan kepada Gubernur Riau Abdul Wahid. (F: YouTube)
PEKANBARU (MK) – Empat aktivis lingkungan hidup yang diinisiasi oleh Agoes S. Alam yang juga Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Dumai, mengguncang Gedung Anjung Seni Idrus Tintin, Bandar Serai Purna MTQ Pekanbaru, dengan cara yang tidak biasa. Bukan melalui puisi seperti para penyair lainnya, melainkan lewat aksi teatrikal pembentangan lima poster peringatan tentang nasib tragis Harimau Sumatera, termasuk satu poster yang langsung diserahkan kepada Gubernur Riau Abdul Wahid sesaat setelah ia membacakan puisi berjudul “Pohon”.
Aksi ini berlangsung dalam konser puisi KalaMusika 2025, sebuah agenda budaya yang digelar dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-68 Provinsi Riau dan HUT ke-80 Republik Indonesia. Acara ini mempertemukan 12 tokoh dan penyair terkemuka, termasuk Gubernur Riau Abdul Wahid, Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho, dan Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan.
Dengan penuh semangat dan emosi, para aktivis meneriakkan yel-yel:
“Save Harimau Senepis! Harimau Senepis tinggal lima ekor! Tolong perhatikan ini, Pak Gubernur!”
Seruan ini mengacu pada kondisi kritis populasi Harimau Senepis, subpopulasi Harimau Sumatera di kawasan Senepis, Riau, yang kini diperkirakan hanya tersisa lima ekor di habitat aslinya akibat kerusakan hutan dan pembiaran konflik manusia-satwa.
Aksi ini terinspirasi dari karya terbaru Agoes S. Alam berjudul “Vox Critica: Refleksi Filosofis tentang Banalitas Bernegara” yang akan segera terbit. Buku tersebut memuat esai penting bertajuk “Krisis Senepis: Auman Terakhir Harimau Sumatra Sebelum Punah?”, sebuah narasi reflektif yang menggambarkan keruntuhan ekosistem Senepis sebagai “kerajaan yang diam-diam dihancurkan”.
Dalam aksi yang mengagetkan panggung KalaMusika 2025, lima poster dibentangkan oleh para aktivis lingkungan dari Kota Dumai ini adalah bentuk seruan mendesak terhadap krisis yang tengah dihadapi Harimau Sumatera. Poster pertama berjudul “Surat Harimau Sumatera untuk Kapolda dan Gubernur Riau” mengawali pesan yang kuat dan emosional dari kelompok SAVE HARIMAU SUMATERA, yang merupakan para aktivis pecinta Harimau Sumatera.
Pesan yang sama juga bergema dalam poster kedua bertajuk “Harimau Sumatera Terancam Punah Pak Gubernur Riau”, yang secara langsung menyentuh hati pemangku kebijakan dan menyerukan kepedulian mereka. Poster ketiga mengusung tema “Fakta Terkini Harimau Sumatera”, mempertegas urgensi kondisi yang memprihatinkan dari subspesies harimau ini.
Sementara itu, poster keempat membawa suara alam lewat judul “Selamatkan Harimau Sumatera, Pesan Bunda Alam”, disusul dengan poster kelima yang bersifat reflektif: “Selamatkan Harimau Sumatera, Jawaban Surat Bunda Alam”.
Kelima poster ini memuat pesan yang sama: bahwa Harimau Sumatera adalah subspesies harimau yang paling terancam punah di dunia, namun di balik status kritisnya, harimau ini menyimpan pesona dan kekuatan luar biasa yang layak dipertahankan. Pesan-pesan tersebut tidak hanya ditujukan untuk menggugah hati para pemimpin daerah, melainkan juga menjadi panggilan moral bagi seluruh masyarakat Riau dan Indonesia untuk bersatu menyelamatkan kehidupan liar yang tengah berada di ambang kepunahan di tanah air mereka sendiri.
Aksi ini diharapkan bukan hanya menggugah para pemimpin daerah, tapi juga menjadi panggilan moral bagi seluruh masyarakat Riau dan Indonesia untuk bergerak menyelamatkan sisa-sisa kehidupan liar yang sedang menuju kepunahan. MK-r