Mentan Amran: Teguran Soal Mafia Pangan Terjadi di Masa Lalu, Bukan dari Wapres Gibran

Mentan Amran: Teguran Soal Mafia Pangan Terjadi di Masa Lalu, Bukan dari Wapres Gibran

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. (F: Ist)

JAKARTA (marwahkepri.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meluruskan informasi yang berkembang seputar video pidatonya yang viral. Dalam video tersebut, ia menyebut pernah mendapat teguran dari Wakil Presiden terkait pemberantasan mafia pangan.

Amran menegaskan, pengalaman tersebut terjadi di masa lalu, bukan pada era Wakil Presiden saat ini, Gibran Rakabuming Raka.

“Perlu saya klarifikasi, teguran itu terjadi dulu, bukan dari Wapres saat ini. Dan saat itu saya anggap sebagai teguran yang sangat positif. Justru itu yang membuat saya lebih hati-hati dan lebih berani dalam memberantas mafia pangan,” ujar Amran, dikutip dari Antara, Senin (21/4/2025).

Lebih lanjut, Amran menegaskan bahwa Wapres Gibran saat ini justru memberikan dukungan penuh terhadap upaya bersih-bersih mafia pangan dan korupsi yang sedang digencarkan oleh Kementerian Pertanian.

“Pak Gibran sangat mendukung. Presiden dan Wapres solid mendukung kita untuk bersih-bersih pangan dan membela petani,” tambahnya.

Amran menjelaskan bahwa pernyataan dalam video tersebut disampaikan dalam konteks akademik, sebagai refleksi atas pengalamannya di masa lalu dalam memperjuangkan ketahanan pangan nasional.

“Saya ingin menunjukkan bahwa dalam menghadapi mafia pangan, kita harus berani. Dan keberanian itu harus dibarengi dengan dukungan pemimpin. Selama ini saya mendapat dukungan penuh dari para Presiden dan Wapres, termasuk dari Presiden Prabowo dan Wapres Gibran hari ini,” ujarnya.

Amran menyebut komitmen kuat dari Presiden dan Wapres terhadap pemberantasan mafia pangan telah menunjukkan hasil nyata di lingkungan Kementan.

Pada periode sebelumnya, sebanyak 784 kasus mafia pangan berhasil diungkap, dengan 411 orang ditetapkan sebagai tersangka. Kasus-kasus ini mencakup pelanggaran di sektor pupuk, hortikultura, peternakan, hingga praktik curang dalam distribusi beras.

“Di internal Kementan sendiri, lebih dari 1.500 pegawai telah dikenai sanksi demosi dan mutasi karena pelanggaran disiplin dan integritas. Ini gerakan bersih-bersih yang kami lakukan tanpa pandang bulu,” tegasnya.

Dalam 130 hari pertama Kabinet Merah Putih, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran, Kementan telah menetapkan 20 tersangka baru dan memproses hukum 50 perusahaan yang merugikan negara dan petani.

Amran juga mengingatkan agar tidak ada pihak yang memanfaatkan potongan video tersebut untuk memecah belah soliditas pemerintah.

“Saya tegaskan, jangan coba-coba adu domba saya dengan Wapres. Semua Presiden dan Wapres yang pernah saya dampingi, termasuk Wapres Gibran, punya semangat yang sama: bersih-bersih mafia pangan dan bela petani.”

Di akhir pernyataannya, Mentan menyampaikan peringatan keras kepada para mafia pangan dan simpatisannya agar tidak mengganggu stabilitas ketahanan pangan nasional.

“Saat ini jalan menuju swasembada terang benderang. Jangan kalian para mafia dan simpatisannya mengadu domba. Kami tegak lurus pada Presiden dan Wapres. Kami solid untuk kedaulatan dan ketahanan pangan Indonesia,” pungkasnya.

Kementerian Pertanian, kata Amran, akan terus memperkuat sinergi dengan KPK, Polri, dan Kejaksaan dalam membersihkan praktik mafia pangan serta menegakkan kebijakan pro-petani secara berkelanjutan di seluruh tanah air. Mk- dtc

Redaktur: Munawir Sani