Dampak Tarif Impor AS, Pengusaha China di Amazon Pertimbangkan Naikkan Harga atau Hengkang

JAKARTA – Pengusaha asal China yang menjual produk di platform e-commerce Amerika Serikat, Amazon, kini tengah menghadapi dilema besar menyusul kebijakan tarif impor baru yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump.
Ada dua langkah yang tengah dipertimbangkan para pelaku usaha: menaikkan harga jual atau meninggalkan platform Amazon sepenuhnya. Pasalnya, pada Rabu (9/4/2025), Trump menetapkan tarif impor untuk barang dari China naik menjadi 125%, dari sebelumnya 104%.
Kebijakan ini langsung berdampak besar pada hubungan ekonomi antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Mengutip laporan Reuters, banyak pengusaha China merasa kewalahan. Mereka menilai tarif ini bukan hanya soal pajak, tetapi juga berisiko meningkatkan seluruh struktur biaya operasional.
“Ini bukan sekadar masalah pajak, tetapi seluruh struktur biaya bisa naik,” ujar Wang Xin, Kepala Asosiasi E-Commerce Lintas Batas Shenzhen, Kamis (10/4/2025).
Wang menambahkan, situasi ini sangat sulit bagi siapa pun yang bergantung pada pasar AS. Menurutnya, tarif tinggi dari AS merupakan pukulan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pelaku e-commerce lintas batas.
Beberapa pengusaha China yang menjual produknya di Amazon kini memilih untuk menaikkan harga produk di AS, sementara yang lain berupaya mencari pasar baru.
China saat ini menyumbang sekitar setengah dari seluruh penjual Amazon, dengan lebih dari 100.000 bisnis yang terdaftar di kota Shenzhen. Total pendapatan tahunan mereka mencapai sekitar US$35,3 miliar, menurut data dari layanan e-commerce SmartScout. Selain Amazon, China juga menjadi basis produksi utama bagi platform besar lainnya seperti Shein dan Temu. Pada tahun lalu, nilai impor-ekspor e-commerce China mencapai 2,63 triliun yuan (sekitar US$358 miliar).
Laporan Reuters menyebutkan bahwa dua dari lima pengusaha China yang diwawancarai berencana meninggalkan Amazon, sementara tiga lainnya memilih untuk menaikkan harga ekspor ke AS.
Salah satunya adalah Dave Fong, pengusaha produk tas sekolah dan speaker aktif asal China, yang telah menaikkan harga produknya hingga 30%. Ia juga memutuskan mengurangi persediaan dan menekan pengeluaran untuk iklan Amazon, yang sebelumnya memakan hingga 40% dari total pendapatannya di AS.
“Bagi kami, sudah jelas bahwa tidak bisa lagi bergantung pada pasar AS. Kami harus mengurangi investasi dan mulai mengalihkan sumber daya ke kawasan lain seperti Eropa, Kanada, Meksiko, dan wilayah lainnya,” kata Fong.
Sementara itu, Brian Miller, pengusaha yang telah tujuh tahun berjualan di Amazon, mengatakan tidak lagi tertarik mengembangkan produk baru dalam kondisi seperti sekarang. Ia memperkirakan, harga mainan yang dijualnya—seperti balok bangunan anak-anak—perlu naik 20–50% agar tetap menguntungkan, mengingat kenaikan tarif membuat biaya produksinya melonjak.
“Kalau situasinya tidak berubah, saya tidak melihat bagaimana masih masuk akal untuk melayani pasar AS dari China. Produksi untuk pasar AS harus dipindahkan ke negara lain seperti Vietnam atau Meksiko,” tegas Miller. Mk-dtc
Redaktur: Munawir Sani