Mantan Presiden Albania Ilir Meta Ditangkap atas Tuduhan Korupsi dan Pencucian Uang

899366_10570610062021_Ilir_Meta

Presiden Albania Ilir Meta/Net

TIRANA (marwahkepri.com) –  Ilir Meta, mantan Presiden Albania yang juga dikenal sebagai tokoh oposisi terhadap Perdana Menteri (PM) Edi Rama, ditangkap pada Senin (21/10) di Tirana atas tuduhan korupsi dan pencucian uang. Penangkapan ini memicu kontroversi politik, terutama di kalangan Partai Kebebasan, partai yang Meta pimpin, yang menyebutnya sebagai “penculikan kriminal.”

Meta, 55 tahun, yang pernah menjabat sebagai Presiden Albania dari 2017 hingga 2022, ditangkap setelah kembali dari kunjungan ke Kosovo. Meskipun mantan istrinya, Monika Kryemadhi, yang juga anggota parlemen, tidak ditangkap, ia dikenai wajib lapor rutin kepada otoritas kepolisian. Kryemadhi menegaskan bahwa tuduhan terhadap dirinya dan Meta bermuatan politis.

Kasus ini melibatkan dugaan tindakan pidana seperti penyuapan pejabat senior, pencucian uang, dan deklarasi aset palsu. Jika terbukti bersalah, Meta bisa menghadapi hukuman maksimal 12 tahun penjara menurut undang-undang pidana Albania. Tuduhan tertua yang dialamatkan kepadanya berkaitan dengan masa jabatannya sebagai Menteri Perekonomian pada tahun 2010-2011.

Penyelidikan ini dibantu oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Austria, Italia, San Marino, dan Siprus. Jaksa Albania menyatakan bahwa penyelidikan terus berlanjut terhadap beberapa tokoh lainnya yang diduga terlibat.

Ilir Meta adalah figur penting di panggung politik Albania sejak jatuhnya rezim komunis pada 1991. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri (1992), Perdana Menteri (1999-2002), Menteri Luar Negeri (2009-2010), Menteri Perekonomian (2010-2011), dan Ketua Parlemen (2013-2017), sebelum akhirnya menjabat sebagai Presiden Albania.

Penangkapan Meta datang di tengah ketegangan politik dengan PM Edi Rama, yang sebelumnya pernah menjadi sekutu Meta, namun belakangan Meta menuduh Rama menjalankan “rezim kleptokratis” dan mengonsolidasikan kekuasaan di tangannya. MK-dtc

Redaktur : Munawir Sani