THAAD Milik AS Tiba di Israel, Iran Ejek Kelemahan Sistem Pertahanan Israel

Sistem anti rudal THAAD yang dipasok AS ke Israel. Foto: CNN
IRAN (marwahkepri.com) – Amerika Serikat telah mengerahkan sistem pertahanan rudal canggih THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) ke Israel, lengkap dengan 100 tentara untuk mengoperasikan teknologi ini. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman dari Iran, yang baru-baru ini meluncurkan ratusan rudal balistik ke wilayah Israel. Namun, pengiriman sistem pertahanan canggih ini memicu reaksi keras dari Teheran.
Sistem THAAD, yang dikenal sebagai salah satu senjata antirudal paling kuat milik AS, dirancang untuk mencegat rudal balistik di fase akhir penerbangan, dengan jarak jangkauan hingga 200 kilometer. Teknologi ini diharapkan bisa memperkuat pertahanan Israel, yang sebelumnya mengandalkan sistem Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow, yang belakangan dianggap rentan saat menghadapi serangan rudal massal.
Namun, Iran tampak tidak gentar dengan kehadiran sistem pertahanan canggih tersebut. Kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, secara terbuka memperingatkan Israel agar tidak terlalu percaya pada kemampuan THAAD.
“Jangan terlalu percaya pada sistem ini (THAAD). Kami tahu kelemahan pertahanan kalian, dan kalian juga mengetahuinya,” kata Salami dalam sebuah pernyataan. Ia menegaskan bahwa Iran siap untuk melakukan pembalasan lebih lanjut jika Israel melancarkan serangan terhadap target-target Iran, baik di kawasan Timur Tengah maupun di Iran sendiri.
Iran sebelumnya meluncurkan hampir 200 rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober, menghantam sejumlah wilayah di Israel bagian tengah dan selatan. Serangan ini menjadi sinyal peringatan bagi Israel bahwa pertahanannya bisa dipatahkan jika Iran melanjutkan serangannya dengan lebih intens.
Geopolitik Makin Memanas
Langkah AS dalam mengerahkan THAAD ke Israel dinilai sebagai upaya untuk memberikan perlindungan tambahan bagi sekutunya di tengah ketegangan yang terus meningkat di kawasan. Namun, tindakan ini tidak hanya menambah kekuatan militer Israel, tetapi juga memperkeruh hubungan AS dengan Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengecam pengerahan THAAD serta pengiriman pasukan AS ke Israel. Ia menilai bahwa langkah ini justru membahayakan nyawa tentara Amerika. “Dengan mengirimkan pasukan untuk mengoperasikan sistem rudal di Israel, AS tidak hanya mempertaruhkan keamanan di Timur Tengah, tetapi juga membahayakan nyawa pasukannya sendiri,” kata Araghchi.
Pengerahan THAAD ini juga dilihat sebagai sinyal bahwa Israel semakin bergantung pada dukungan militer dari AS di tengah situasi geopolitik yang semakin tidak stabil. Sementara itu, Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur dari ancaman atau tekanan apa pun, dan siap membalas jika serangan terhadap mereka dilanjutkan.
Masa Depan Pertahanan Israel
Dengan THAAD yang kini menjadi bagian dari pertahanan Israel, para analis militer memperkirakan bahwa Israel akan memiliki kemampuan yang lebih kuat dalam menangkal serangan rudal dari negara-negara yang bermusuhan, terutama Iran. Namun, efektivitas THAAD masih dipertanyakan dalam menghadapi serangan rudal massal, seperti yang terjadi pada awal Oktober.
Seiring dengan semakin kompleksnya situasi keamanan di Timur Tengah, perhatian dunia kini tertuju pada bagaimana Israel dan AS akan mengelola ancaman dari Iran, serta apakah THAAD benar-benar bisa menjadi perisai yang cukup kuat untuk mempertahankan Israel dari serangan rudal di masa depan. MK-dtc
Redaktur : Munawir Sani