Korban mengaku terkejut saat mengetahui video onani yang dilakukan oleh pria berinisial WY (24) tersebar di kampungnya pada pertengahan 2024. Dalam video tersebut, selain WY, tampak seorang perempuan yang diikat dengan mata tertutup.
“Kaget banget waktu dikasih tahu ada video itu. Aku sama sekali nggak tahu harus bagaimana, soalnya dulu aku pernah diminta WY buat bikin video seolah-olah disekap. Ternyata sama persis seperti yang ada di video viral itu,” ujar korban, Senin (23/9/2024), yang identitasnya tidak dapat disebutkan.
Terlibat tanpa Curiga
Korban mengenal WY pada tahun 2021 setelah bergabung dengan klub futsal perempuan, di mana WY bertugas sebagai pelatih. Pada 2022, saat korban masih berusia 13 tahun dan berstatus pelajar SMP, WY meminta bantuannya untuk membuat video yang diklaim sebagai tugas kuliah mengenai penyekapan. Tanpa curiga, korban menyanggupi permintaan tersebut.
Namun, saat video fetisisme seksual tersebut tersebar pada 2024, korban mengaku sangat trauma dan menjadi lebih waspada terhadap orang-orang baru di sekitarnya. Bahkan, korban tidak sanggup menceritakan hal ini kepada ibunya.
“Trauma banget, sekarang pun sebenarnya masih takut. Jadi lebih waspada sama orang-orang baru, terutama kalau diajak pergi,” tuturnya.
Video Semakin Meluas
Di tengah upaya mengatasi trauma, video fetisisme tersebut semakin meluas. Bersama dengan korban lainnya, ia memutuskan untuk mengumpulkan bukti dan melaporkan kasus ini kepada polisi.
“Kami sadar kalau ini nggak bisa didiamkan. Bisa ada korban-korban baru. Jadi kami mulai kumpulkan bukti dan lapor ke polisi,” jelasnya.
Kesaksian Ibu Korban
Ibu korban, yang juga enggan disebutkan identitasnya, membenarkan adanya perubahan perilaku pada anak perempuannya. Dibutuhkan waktu lama bagi sang ibu untuk membujuk putrinya agar mau menceritakan kejadian tersebut.
“Waktu videonya tersebar dan jadi perbincangan di kampung, anak saya belum cerita apa-apa. Baru-baru ini dia berani cerita kalau pernah diikat sama WY,” ungkap ibu korban.
Ia pun mengaku marah kepada WY, pria yang sempat dikenal baik. Tidak disangka, pria tersebut justru mengelabui anaknya yang masih SMP kala itu.
“Saya marah sekali. WY yang saya kenal baik ternyata menipu anak saya dengan alasan tugas kuliah. Anak saya cuma mau bantu, tapi malah diperlakukan seperti ini,” ujarnya dengan emosi.
Polisi Periksa Saksi
Polisi mendalami kasus pria diduga memiliki fetisisme seksual mengenai perempuan terikat di Kecamatan Warunggunung, Lebak, Banten ini. Hingga saat ini, sudah ada tiga orang saksi yang diperiksa.
“Sudah ada tiga orang saksi yang kami periksa dari pihak pelapor dan keluarga,” kata Kanit II Satreskrim Polres Lebak Ipda Petra kepada wartawan, Jumat (20/9).
Perta menjelaskan, ada dua laporan terkait dugaan pria fetisisme seksual mengenai perempuan terikat yang terjadi di Warunggunung. Dua laporan itu diterima polisi pada Rabu (18/9) malam. Kedua laporan itu dibuat oleh dua siswi SMA yang diduga menjadi korban perempuan yang diikat.
Hingga saat ini, Petra belum bisa menjelaskan lebih rinci kasusnya karena masih proses penyelidikan. Adapun pria yang dilaporkan itu akan segera diperiksa polisi. MK-dtc